Hal serupa juga terjadi di Pantai Indah Kapuk dan di luar Pulau Jawa. Ali mencontohkan, di Palembang harga tanah di satu area bisa mencapai Rp 8 juta per meter persegi, sementara di seberangnya dijual dengan harga Rp 20 juta dan tetap laku terjual.
Menurut Ali, over value bisa dilihat dari jauhnya perbedaan harga antara penawaran dari pengembang untuk rumah baru dengan rumah seken.
"Kalau beda jauh, indikasinya adalah pengembang menggoreng harga. Efeknya, terjadi over value," imbuh Ali.
Di wilayah Serpong, seumpama harga rumah baru dari pengembang dibanderol dengan harga rata-rata Rp 2,3 miliar, harga rumah di pasar seken rata-rata masih seharga Rp 1,5 miliar. Meski hal itu terjadi, lanjut Ali, pengembang tidak akan menurunkan harganya. Pasar pun akan sampai pada titik jenuh.
Adapun perbedaan ideal antara harga rumah atau properti baru dengan seken hanya berkisar antara 10 persen hingga 15 persen. Adanya over value dan ketimpangan tersebut akan membentuk keseimbangan harga rata-rata properti baru.
"Keseimbangan akan muncul pada 2014," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.