Sementara mal yang kosong di kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek), mencapai 256.364 meter persegi atau sepadan dengan tiga kali luas area sewa Plaza Indonesia. Mal di kawasan Bodetabek secara kumulatif seluas 1,1 juta meter persegi.
Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan, tingkat kekosongan tersebut disebabkan oleh depresiasi rupiah yang berdampak pada tingginya biaya operasional. Dengan demikian, para tenan memutuskan untuk merelokasi tempat usahanya dari mal dengan harga sewa tinggi ke mal dengan harga sewa kompetitif.
"Pemilik gedung tentunya lebih paham dengan kondisi para penyewanya. Oleh karena itu, mereka berupaya keras melakukan pendekatan supaya para penyewa dapat bertahan dengan harga sewa baru," ujar Ferry kepada Kompas.com, pekan lalu.
Pendekatan tersebut, jelas Ferry, bermacam-macam. Ada yang memberikan toleransi tenggat waktu pembayaran biaya servis (service charge) selama waktu tertentu, bahkan ada pula yang sama sekali membebaskan biaya sewa plus biaya servis selama enam bulan berturut-turut.
"Hal tersebut harus dilakukan sebagai konsekuensi dari ketatnya persaingan pusat belanja di Jakarta," imbuhnya.
Meski mengalami tingkat kekosongan sebanyak itu, kinerja mal-mal eksisting yang ada sekarang justru mencatat perbaikan tingkat hunian. Perbaikan sebesar 1,3 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 88,5 persen.
Tingkat hunian kuartal III stabil karena pasokan baru pusat belanja di Jakarta nihil. Sementara pasokan baru di Bodetabek berasal dari Grand Metropolitan Bekasi, Grand Galaxy Bekasi, dan The Breeze Tangerang. Dengan demikian, tingkat hunian mal di kawasan ini mencapai 81,2 persen atau turun sebesar 2,79 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.