Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Bedol Kota dari Beijing dan Shanghai!

Kompas.com - 21/08/2013, 14:43 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Shanghai dan Beijing mulai ditinggalkan. Perusahaan-perusahaan penyewa perkantoran di kedua kota ini beralih ke kawasan yang belum terlalu padat dengan harga sewa relatif lebih murah.

Fenomena bedol kota ini pernah terjadi di Hong Kong beberapa tahun silam. Kini Shanghai dan Beijing sebagai dua megapolitan China, mengalami hal serupa. Perusahaan penyewa perkantoran terpaksa relokasi dari Beijing karena harga sewa melejit dua kali lipat. Sementara harga sewa di Shanghai melambung 43 persen dalam empat tahun terakhir.

Kawasan non pusat bisnis terpadu (central business district/CBD) Beijing menjadi pilihan, karena harga sewanya bisa 30 persen lebih rendah, sedangkan di kawasan non-CBD Shanghai bisa separuh lebih rendah. 

Meningkatnya harga sewa ini, jelas menguntungkan pemilik gedung. Soho China Ltd (410), pengembang terbesar di CBD Beijing, bahkan meraup laba dua kali lebih besar selama semester I 2013. Mereka yakin dapat membukukan laba lebih tinggi lagi dengan potensi pengembangan lanjutan di pasar perkantoran Beijing dan Shanghai.

Secara umum, perkantoran sewa di kota-kota China akan terus tumbuh, sedangkan di kawasan CBD cenderung menurun. Total pasok perkantoran bakal berkurang dari 1,55 juta meter persegi di daerah premium Beijing hingga 2016, sedangkan di daerah berkembang akan naik menjadi 3,6 juta meter persegi.

Menurut Cushman Asia Pasifik kenaikan sewa merupakan faktor pendorong utama terjadinya tren desentralisasi. Kota-kota kabupaten akan menghadapi tantangan potensial karena kekurangan pasokan masa depan yang cukup, sementara di sisi lain, permintaan justru berkembang pesat.

Tren desentralisasi di Beijing dan Shanghai mengingatkan kepada Hong Kong sebelum krisis 2008. Sejumlah perusahaan keuangan termasuk Morgan Staley, Deutsche Bank AG dan Credit Suisse Group AG relokasi dari pusat bisnis terpadu ke Kowloon.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau