Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Performa Jakarta Tetap Prima

Kompas.com - 21/08/2013, 13:31 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Kompetisi bisnis dan industri properti di Asia Pasifik memang sengit. Sejumlah negara berlomba menerapkan aturan baru atau bahkan stimulus guna menambah daya tarik investasi dan pembeli properti.

Namun, di antara 20 kota utama wilayah ini yang disurvei oleh konsultan properti Jones Lang LaSalle, Jakarta tetap menunjukkan kinerja paling prima, bersama Manila. Aktifitas investasi dan sewa properti komersial, terutama perkantoran sangat marak. Hal ini dimungkinkan, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil positif berada di atas 5 persen. Melebihi Singapura, Australia, dan Hong Kong yang justru berjalan dengan pertumbuhan di bawah tren.

Sementara untuk aktifitas sewa properti komersial, Jakarta memimpin India, Singapura, dan Australia.

Secara umum, kegiatan investasi di wilayah Asia Pasifik menguat yang terjadi di sektor perkantoran, ruang ritel, kawasan industri, hotel dan perumahan. Dua raksasa ekonomi China dan Jepang, mengalami perubahan signifikan. 

China melambat karena pemerintah melakukan transisi ekonomi ke model pertumbuhan konsumsi terpimpin. Sebaliknya dengan Jepang yang mengambil program stimulus, kembali bersinar setelah dua dekade mengalami stagnasi. Meskipun keberhasilan "Abenomics" dalam jangka panjang masih belum pasti.

Jepang mencatat peningkatan volume investasi sebesar 78 persen ketimbang tahun lalu. Sepertiga aktifitas investasi terjadi pada kuartal II 2013. Sementara volume investasi di Hong Kong turun 50 persen dari kuartal sebelumnya setelah pengenaan bea materai lebih tinggi pada bulan Februari lalu. Hampir 85 persen dari pembelian properti di sini dilakukan oleh pembeli domestik.

Kegiatan investasi Asia Pasifik selama kuartal II 2013 mencapai 33 miliar dollar AS (Rp 350,6 triliun). Jumlah ini meningkat 18 persen dari tahun lalu, dengan Jepang, Australia dan China mendominasi seluruh aktifitas investasi. Jika dihitung secara keseluruhan, untuk semester pertama, volume investasi terbukukan sebesar 60 miliar dollar AS (Rp 637,6 triliun), naik 21 persen dari tahun lalu.

Bertentangan dengan volume investasi, aktivitas sewa justru melambat. Terutama di sektor perkantoran. Para penyewa (perusahaan) lebih memilih sikap hati-hati.Selama kuartal kedua, penyerapan bersih secara agregat menurun 26 persen dari tahun lalu dan sekitar 20 persen di bawah rata-rata triwulan tiga tahun. China dan India menyumbang hampir 80 persen dari total serapan.

Pertumbuhan sewa ritel juga melambat dari 0,5 persen menjadi 2,5 persen dari kuartal lalu. Kecuali India, Singapura dan Australia, sebagian besar lainnya menunjukkan stabilitas. Sewa perumahan di Asia Pasifik juga tetap stabil dan menunjukkan pertumbuhan moderat dari 0,5 persen menjadi empat persen dari kuartal lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau