Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Terjun Bebas, Harga Properti Meroket

Kompas.com - 20/08/2013, 16:01 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati rupiah terjun bebas menyentuh level Rp 11.000 per 1 Dolar AS, Selasa (20/8/2013) siang tadi, dan kondisi bursa "gonjang-ganjing", sektor properti dinilai masih menunjukkan prospek positif. Bahkan, pada dua kuartal terakhir tahun ini akan mencapai performa puncaknya.

Demikian dikatakan Head of Research Jones Lang LaSalle, Anton Sitorus. Menurutnya, kinerja rupiah dan bursa yang terus merosot tidak akan mengganggu sektor properti secara langsung.

"Properti semua segmen masih memperlihatkan pertumbuhan positif. Terutama perkantoran sewa di CBD Jakarta yang pada dua kuartal pertama 2013, mengalami akselerasi permintaan dan harga lebih cepat ketimbang periode yang sama tahun lalu. Semester kedua ini akan tumbuh 20 persen," ujar Anton kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa siang.

Agustus ini, Anton menilai, adalah momen krusial. Akan tetapi, fenomena yang terjadi, justru terjadi penguatan permintaan. Selain perkantoran, sektor kondominium juga meningkat secara signifikan dan berpotensi mencetak rekor baru.

Tingginya permintaan tersebut ditopang daya beli yang kuat akibat pertumbuhan ekonomi dan suku bunga rendah. Berdasarkan catatan JLL, sepanjang semester I tahun ini sudah terjual 8.000 unit. Sisa dua kuartal terakhir diprediksikan akan terjual 16.000 unit.

Jumlah itu lebih tinggi 20-25 persen dibanding kinerja penjualan kondominium tahun lalu sebanyak 12.000 unit. Dari 8.000 unit yang terjual, 10 persen merupakan kondominium mewah dengan harga Rp 30 juta hingga Rp 35 juta per meter persegi. Sementara 45 persennya merupakan kondominium menengah senilai Rp 20 juta per meter persegi, dan separuhnya merupakan kelas bawah dengan harga Rp 12 juta-Rp 13 juta per meter persegi.

Capaian harga (achieved price) ini meningkat 20 persen dibanding rerata harga tahun lalu yang disebabkan oleh pertumbuhan permintaan baik berasal dari end user maupun investor.

"Permintaan diperkirakan terus meningkat. Hal ini memicu lonjakan harga secara signifikan saat mendatang. Tahun ini kami perkirakan sekitar 20-25 persen," ujar Anton.

Sementara itu, harga apartemen The Windsor milik Grup Pondok Indah yang masuk kategori kelas menengah, telah menyentuh level Rp 27 juta per meter persegi. Padahal, ketika diluncurkan pertama kali pada 2011 silam, harga perdana sekitar Rp 15 juta per meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau