Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2013, 14:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


KOMPAS.com- Apa yang terjadi jika politisi dan birokrat memimpin upaya rancangan (desain) perkotaan? Apakah nasibnya akan seperti koridor Satrio International Shopping Belt di Kuningan, atau koridor Simatupang, keduanya di Jakarta Selatan?

Dan bagaimana pula hasil akhirnya jika kepentingan politik lebih mendominasi ketimbang kreativitas, ide dan visi dalam menciptakan ruang dan bangunan yang menggairahkan sebuah kota? apakah akan seperti Jalan Layang Non Tol sepanjang Jl Kasablanka dan Jl Mas Mansyur di Jakarta?

worldpropertychannel.com Rancangan Koolhaas yang senasib dengan Ingels, juga disingkirkan birokrat Miami.

Kasus redevelopment atas Miami Beach Convention Centerdi Florida, Amerika Serikat, tampaknya setali tiga uang dengan kondisi aktual di Jakarta. Birokrat Miami secara telak dan sengaja mengalahkan upaya komprehensif dua perancang beken kaliber internasional; Rem Koolhaas dan Bjarke Ingels.

Selama berbulan-bulan, bersama timnya masing-masing, Koolhaals dan Ingels berkompetisi  membuat rancangan komprehensif atas proyek seluas 52 acre (21,044 hektar) di jantung Miami Beach, Florida, Amerika Serikat, tersebut.

Sedianya, pemenang sayembara proyek redevelopment Miami Beach Convention Center senilai 1,1 miliar dollar AS (Rp 10,9 triliun) tersebut diumumkan akhir bulan ini. Sayang seribu sayang, Manajer Kota, Jimmy Morales justru menyingkirkan seluruh proses sayembara.

Ia malah mengusulkan perampingan radikal, menghapus unit perumahan dari rencana awal dan mengurangi ruang ritel, demi sebuah pusat konvensi dan hotel yang sama sekali di luar ekspektasi.

Dengan kata lain, Miami Beach mengundang pengembang dan desainer untuk merancang ulang dengan penekanan pada "gaya Florida". Proposal rancangan yang diajukan Koolhaas dan Ingels dianggapnya, bukan seperti yang mereka inginkan. Padahal kedua arsitek tersebut menciptakan desain bertolak dari permintaan Miami Beach.

Namun, apa pun itu, Miami Beach memberikan opsi dan tenggat waktu kepada para pengembang dan tim desain untuk memutuskan apakah lanjut atau berhenti sama sekali.

Kolomnis arsitektur

Beth Dunlop
Beth Dunlop
Beth Dunlop dalam Miami Herald mengatakan, sejatinya, perencanaan kota yang baik haruslah disandarkan pada  ide-ide berani, arah yang jelas dan tangan berpengalaman. Miami Beach justru bertindak sebaliknya. Mereka menafikan semua proses perencanaan dan perdebatan selama berbulan-bulan dengan perubahan radikal menurut ego mereka sendiri. Bahkan sebelum gonjang ganjing  terbaru, ada kabar burung bahwa Miami Beach tidak nyaman dengan proposal arsitek dari luar kota itu.

Membiarkan komite kota amatir dan kelompok kepentingan mendikte secara spesifik proyek yang hampir akan dimulai adalah tindakan bodoh. Pendek kata, dengan menyingkirkan karya dua arsitek tersebut di atas, menggambarkan bahwa pejabat kota tidak visioner. Mereka juga tidak memiliki rekam jejak baik yang dapat mewakili kepentingan publik. Mereka adalah politisi dan birokrat.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com