Karya Corson ini disebut-sebut sebagai karya yang dapat mengaburkan batas antara seni murni, arsitektur, dan sains. Sekilas, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah. Lampu jalan yang dibuat oleh Corson tersebut tidak hanya cantik, melainkan juga "memikul" misi dan pesan khusus.
Dari sudut pandang tata kota, proyek yang hasil inisiasi Corson ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah perjalanan pejalan kaki antara dua lingkungan penting setempat, yaitu Chinatown dan Pearl District. Sementara itu, lampu yang menggunakan tenaga surya ini juga diharapkan menjadi contoh bagi penggunaan energi terbarukan.
Untuk memenuhi "misi-misi" tersebut, lampu ini dibuat serius. Struktur lampu dibuat dari beberapa lapis kaca fiber tembus pandang. Di dalamnya, lampu-lampu LED diletakkan di sekeliling rangka besi, "tulang punggung" penyangga lampu. Terdapat panel solar yang dibuat khusus pada "pucuk" lampu yang berfungsi sebagai sumber energi.
Setiap lampu "Nepenthes" memiliki bentuk yang sama. Namun, masing-masing punya warna berbeda dan corak yang unik. Saat ini, lampu-lampu tersebut menjadi bagian dari Koleksi Seni Publik Portland.
Regional Arts & Culture Council Portland mengatakan proyek ini merepresentasikan pemenuhan peluang yang dikembangkan, dan dibiayai bersama TriMet, pihak yang bertanggung jawab atas transportasi regional Portland, selama Proyek Mal Transit Portland.
"Kami bertujuan untuk meningkatkan hubungan pejalan kaki dari Old Town/China Town Festival Streets ke Pearl District. TriMet meminta Regional Arts & Culture Council mengambil alih proyek atas nama koleksi seni publik Kota Portland," ujar pernyataan resmi Regional Arts & Culture Council Portland.