Gunakan perekat semen dengan bahan adhesive sehingga keramik merekat sempurna.
3. Permukaan keramik timbul bercak
Penyebab masalah ini bisa karena permukaan keramik terkena bahan kimia, atau kualitas keramik kurang baik sehingga mudah menyerap bahan kimia.
Solusi: Bersihkan keramik bernoda dengan cairan kimia, bisa memakai cairan pembersih keramik yang banyak dijual di pasaran. Alternatif lainnya memakai bahan cair bersifat asam seperti citroen zuur. Oleskan cairan ke permukaan keramik dengan noda, biarkan beberapa saat hingga muncul reaksi kimia.
Kemudian, bersihkan nodanya. Noda di keramik bisa tumbuh pula karena lumut, untuk mencegah beri lapisan anti lumut atau penahan air.
4. Keramik "ngompol"
Istilah ini untuk masalah keramik yang permukaannya terlihat bercak seperti bekas air dan jamur. Penyebabnya bisa karena mutu keramik kualitas rendah, atau terdapat aliran air dibalik keramik.
Solusi: bongkarlah keramik, kupas plesteran dan ganti dengan plesteran baru kedap air. Komposisi semen dan pasir 1 banding 2 setebal tiga sentimeter. Kemudian pasangkan keramik kembali. Pilihlah keramik yang berkualitas, kuat dan tahan lama. Saat pemasangan keramik di kamar mandi, pastikan instalasi air tidak mengganggu.
5. Keramik pecah saat dipaku
Masalah satu ini kerap terjadi ketika hendak memasang paku untuk menggantung pajangan, keramik kemudian retak dan pecah. Penyebabnya karena kualitas campuran pelapis dasar yang jelek, misalnya takaran semen kurang atau berlebih. Juga karena kualitas keramik tidak bagus dan trik saat memaku salah.
Solusi: Lepas keramik yang pecah atau terkena retakan secara perlahan, ganti dengan keramik baru dengan motif, warna dan ukuran sama. Saat memasang paku sebaiknya di tengah-tengah nat, usahakan tidak terlalu dekat keramik.
Bila terpaksa memaku pada keramik, pasangkan selotip membentuk tanda x atau +, lalu pukul paku pada tanda tersebut. Gunakan selotip lebar untuk menahan retakan yang mungkin akan muncul. (Astri Diana/ Majalah RENOVASI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.