Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Susanto: Kopi Luwak, Brand Lokal yang Mengglobal

Kompas.com - 25/05/2011, 19:35 WIB

Kopi Luwak juga membuka gerai-gerai di luar Jakarta, yaitu di Bandara Ahmad Yani, Java Mall, dan Paragon (Semarang), Surabaya Town Square dan Ciputra World Surabaya (Surabaya), Solo Square (Solo) dan Malioboro Mall (Yogyakarta). Semuanya sukses. Dibukanya kafe di mal-mal kelas atas memperkuat brand image Kopi Luwak. Tren masyarakat modern saat ini adalah minum kopi di mal sambil membicarakan berbagai hal, termasuk bisnis. Tidak hanya orang Indonesia, tetapi juga orang asing, ekspat yang bekerja di Indonesia melakukan hal serupa.

Dulu kami masuk mal saja dipersulit. Bahkan kami dicecar dengan pertanyaan, ‘apa tidak berat bersaing dengan Starbucks?' Tapi sekarang Kopi Luwak menjadi pilihan tempat ngopi bagi orang Indonesia dan ekspat.

Tahun 2011 ini, ada rencana membuka gerai baru Kopi Luwak?
Kopi Luwak akan membuka tiga gerai baru yaitu di Mal Kuningan City dan Mal Kota Kasablanka (Jakarta) dan Summarecon Mal Serpong II (Serpong, Tangerang) pada tahun 2011 ini. Kami juga sedang mematangkan rencana membuka Kopi Luwak di Senayan City Jakarta. Juga segera membuka Kopi Luwak di Bali (Beach Walk, Kuta) dan Bandung (Paris Van Java)

Ada rencana Kopi Luwak membuka di mancanegara?
Keberhasilan Kopi Luwak "melawan" waralaba asing semacam Starbucks dan Coffee Bean membuat kami makin yakin mengembangkan usaha kopi ini.

Kami berencana mengembangkan bisnis ini di mancanegara. Tahun 2012, kami akan membuka gerai Kopi Luwak di Orchard (Singapura), Tsim Tsa Tsui (Hong Kong), Pudong (Shanghai), dan Guangzhou di China. Di negeri China, dulu trennya minum teh, tapi sekarang pun orang sudah suka ngopi. Selain itu, kami juga punya rencana membuka gerai di Korea Selatan.

Kami membuka gerai di luar negeri karena terdorong permintaan ekspat. Banyak tamu asing membeli kopi luwak. Peminat kopi luwak di luar negeri mencari-cari kopi luwak. Jadi mengapa tidak? Kalau di Indonesia kami berani bersaing dengan Coffee Bean dan Starbucks, kami juga harus berani ekspansi ke mancanegara.

Kami melihat popularitas Kopi Luwak di luar negeri makin kuat. Kami sudah meregistrasi brand Kopi Luwak di 26 negara. Jadi setelah kami buka di negara-negara itu, Kopi Luwak sudah sah sehingga kami sudah tenang. 

Apa rahasia Kopi Luwak sukses bersaing dengan brand yang sudah dikenal lebih dulu seperti Starbucks?
Sebagai pemilik brand Kopi Luwak, kami melihat perkembangan kafe akhir-akhirnya seiring dengan peningkatan gaya hidup masyarakat metropolitan. Anda tanya bagaimana kami bisa melawan Starbucks? Kami mengembangkan brand Kopi Luwak sejak 40 tahun lalu. Jadi secara kualitas, rasa, keunikan, termasuk beda dengan kopi-kopi lainnya. Dari sana, kami yakin, kafe dengan interior internasional, suasana dan cara marketing yang profesional, menjadikan selevel dengan Starbucks.

Ternyata sambutan konsumen Jakarta sangat tinggi. Dan banyak ekspatriat yang melihat keunikan Kopi Luwak, jadi pelanggan tetap. Mereka merasa ngopi di Kopi Luwak juga punya prestise. Kafe lokal yang memiliki brand. Kami tidak menyajikan makanan seperti croissant dan sandwich yang banyak dijual di toko roti. Kafe Kopi Luwak menyajikan menu yang berbeda dan khusus. Ini menjadi suatu kelebihan ciri khas Kopi Luwak. Kami mendatangkan Lumpia langsung dari Semarang.

Banyak meeting bertepatan dengan jam makan siang dan malam. Kami menyiapkan menu favorit mulai dari jam makan siang, snacking time, makan malam, sehingga kafe ini penuh terus. Kami juga punya menu andalan rawon iga, asam iga yang dibakar. Kami harus mempertahankan kualitas dan kekhasan Kopi Luwak.  Kami tidak khawatir lagi dengan brand Starbucks. Anda tahu kan di Rasuna Epicentrum, Kopi Luwak dan Starbucks berdekatan, tapi tamu Kopi Luwak tidak pernah sepi. (Robert Adhi Ksp)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com