Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trihatma: Mengapa APL Sukses Membangun High-rise? (1)

Kompas.com - 23/03/2011, 07:32 WIB

Di Kalibata City, kami membuat tunnel yang tersambung ke stasiun KA Kalibata. Stasiun itu kami percantik dan PT KAI senangnya bukan main. Tunnel ini juga tersambung ke mal sehingga penghuni bisa makan di food court dan belanja di supermarket. Kalibata City adalah proyek besar, satu kecamatan sendiri. Bayangkan, ada 12.000 keluarga dikali empat orang, hampir 50.000 orang.

Di Pluit, kami membangun anami GreenBay. Ini rusunami dengan fasilitas lengkap. Bedanya, kalau di rusunami, kami mengajak angkot masuk ke kawasan. Penjual sayur diajak masuk dengan jadwal tertentu.

Kami berpartisipasi dalam program 1.000 menara rusun yang pernah dicanangkan pemerintah. Kebutuhan tempat tinggal setiap tahun 800.000 unit. Jadi masih banyak peluang, dan kami belum maksimal menggarap potensi ini.

Memang banyak yang bertanya pada saya, apakah harga Rp 150 juta tidak terlalu murah untuk dipasarkan? Saya jawab jika apartemen dan rusunami dijual dengan harga terjangkau dalam volume yang banyak dan laku keras, kami tetap mendapatkan keuntungan walaupun marginnya tidak besar.

Misi kami bukan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya, tapi kami ingin konsumen tetap bisa membeli dengan harga terjangkau. Kalau bangun apartemen tapi tak terbeli, kan kasihan rakyat? Konsumen senang, kami pun senang karena konsumen bisa balik lagi mengajak keluarga dan temannya. Win-win. 

Konsep superblok yang lengkap ini dibutuhkan karena memberikan nilai tambah bagi semua pihak. Apartemen, mal, gedung perkantoran, hotel saling bersinergi satu sama lain. Toh yang menikmati fasilitas ini semua adalah konsumen apartemen dan perkantoran. Kami ciptakan itu semua. Mal-mal yang kami bangun akan menjadi landbank di masa depan. Jika ada pembeli, akan kita jual karena mal memberikan recurring indome, pendapatan yang terus berulang. Ini cadangan untuk jangka panjang. Sedangkan penjualan apartemen ada cashflow dan ini menyehatkan. Dan cashflow tetap perlu agar bisnis tetap jalan.

Agung Podomoro tetap punya komitmen menyelesaikan proyek meskipun terjadi krisis global 2008. Apa pertimbangannya?
Kami tetap hati-hati tapi kami juga harus berani. Jadi hati-hati tapi berani. Yang penting ada strategi. Seperti misalnya proyek Kuningan City tetap jalan terus walau terjadi krisis global tahun 2008. Pembangunan tetap jalan. Dan ketika ada kebutuhan akan gedung perkantoran tahun 2010, kami sudah siap. Perusahaan asuransi AXA langsung mengambil setengah dari menara gedung perkantoran kami di Kuningan City.

Jadi meski terjadi krisis, proyek tetap jalan terus. Ini membutuhkan holding power yang kuat. Dan ini tak mudah, kesuksesan tidak mudah diraih karena membutuhkan jam terbang yang tinggi, punya perencanaan yang matang. Agung Podomoro perusahaan besar. Kalau sudah berjalan, tak bisa berhenti lagi.

Dalam lima tahun ke depan, apa rencana Agung Podomoro Land?
Dalam tahun-tahun mendatang, Agung Podomoro tetap akan membangun high-rise, rumah susun dan apartemen. Tapi tidak semua daerah cocok untuk dibangun high-rise. Dibutuhkan survei pasar yang akurat sehingga kami bisa tahu bahwa di suatu daerah dibutuhkan sekian puluh ribu rusun.

Contohnya saat kami akan membangun Kalibata City di lahan seluas 12 hektar. Kami melihat di daerah sekitar Kalibata memang tak ada suplai rusun. Jadi ketika kami membangun 12.000 unit rusunami, langsung laris dan habis dalam waktu singkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com