Anda optimistis dengan St Moritz? Kapan St Moritz selesai seluruhnya? Saya optimistis dengan St Moritz. Akses ke daerah ini akan makin mudah jika jalan tol JORR Ulujami-Kebon Jeruk selesai. Dan sekarang jalan tol Jakarta-Tangerang sedang diperlebar kiri-kanan.
Kami menargetkan St Moritz akan selesai seluruhnya akhir tahun 2015, atau empat tahun dari sekarang. Namun awal memulai St Moritz, itu yang susah. Bertemu dengan para tenant, orang hotel. Tapi setelah izin administrasi beres, kami tinggal membangun dan menjualnya.
St Moritz ini titik beratnya bukan superblok tapi mal. Kami akan membangun mal terluas di Indonesia dengan luas 500.000 m2. Superblok dengan kondominium, hotel, dan gedung perkantoran dibangun, untuk melengkapi mal. Jadi mal hal yang utama. Nanti lihat sendiri bentuk mal ini pada tahun 2015.
Jaringan hotel mana yang akan beroperasi di St Moritz? Lippo memang punya brand hotel Aryaduta, tapi hotel yang akan dibangun di St Moritz bukan brand Aryaduta. Bukan Aryaduta tidak bagus tapi karena Aryaduta punya segmen sendiri. Nah, segmen pasar St Moritz berbeda. Kami rasional saja dan ingin memenuhi ekspetasi customer St Moritz. Kami tidak ingin ada conflict of interest. Kalau memang tidak perlu Foodmart atau Hypermart, ya kami tak perlu memaksakan ada itu semua di properti Lippo. Jadi semua kita rangkul.
Anda mendapat tugas baru sebagai CEO Lippo Shopping Malls. Lippo belum lama ini menandatangani kerja sama dengan raksasa ritel Indonesia, Mitra Adiperkasa. Apa yang diperoleh kedua belah pihak? Betul, saya mendapat tugas baru sebagai CEO Shopping Malls, dan tugas pertama saya adalah melakukan kerja sama dengan PT Mitra Adiperkasa atau MAP pada Januari 2011. Pada tahap pertama, MAP akan membuka Debenhams di mal St Moritz dan Kemang Village masing-masing seluas 17.000 m2. Kami senang bisa bekerja sama dengan MAP yang memiliki brand lebih dari 90 merek.
Mal St Moritz dengan tiga lantai dijadwalkan beroperasi Juni-Juli 2013. Department store ada dua, Debenhams dan Matahari, untuk segmen pasar yang berbeda. Nanti rencananya Hypermart yang sudah ada lebih dulu, akan dibongkar, dan lokasinya dijadikan lokasi mal. Luas Mal St Moritz nantinya total mencapai 500.000 m2. Modelnya seperti Plaza Senayan, lebih simpel. Parkir mal memenuhi standar Pemda, yaitu sekitar 4.000 mobil. Kami mengantisipasi hal ini mengingat banyak warga yang tinggal sekitar daerah ini, mempunyai mobil.
Mengapa Lippo makin agresif membangun dan mengoperasikan mal? Sebenarnya semua orang punya kelebihan masing-masing. Setiap pasar ada opportunity. Kami memilih membangun mal. Grup Mulia misalnya memilih bangun perkantoran.
Jadi ini alasannya mengapa Lippo agresif membangun mal. Pertama, kita lihat ekonomi Indonesia, 60 persen GDP karena konsumsi. Kedua, ada tren pergeseran konsumsi dari ritel tradisional ke ritel modern. Ada tren ke sana. Ketiga, orang Indonesia umumnya suka mal, suka berbelanja. Dan satu keluarga menikmati jika pergi ke mal bersama. Inilah beda mal di Indonesia dan di Singapura. Di Indonesia, mal isinya lengkap buat keluarga.
Alasan keempat, industri ritel domestik dan internasional tertarik pada Indonesia. Coba Anda lihat, Debenhams, Zara dam lainnya ada di Indonesia. Dan ada merek-merek tertentu yang tidak dijual di Hong Kong, di China.
Dan menurut saya, Indonesia memang hebat. Coba sekarang kita lihat brand J.Co ada di Singapura dan Malaysia. J.Co kan milik orang Indonesia, Johnny Andrean. Tidak Cuma itu, banyak anak muda Indonesia yang baru lulus dari luar negeri, bersemangat mengembangkan usaha mereka sendiri, membangun bisnis mereka, seperti misalnya Sour Sally. Mereka punya jiwa wirausaha yang luar biasa.