Imelda dan Sundoro pantang menyerah, jujur, dan fokus pada pekerjaan sehingga Sun Motor makin dipercaya oleh agen tunggal pemegang merk (STPM) dan menjadi pemain utama dalam bisnis otomotif di Indonesia. Saat ini terdapat 53 cabang Sun Motor di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Denpasar, Medan, dan sejumlah kota lainnya di Indonesia. Sun Motor merupakan dealer resmi sejumlah merek mobil, yaitu Mitsubishi, Suzuki, Nissan, Hino, Chevrolet, Renault, dan Toyota. Sun Motor juga memiliki divisi khusus yang menangani sepeda motor Suzuki dengan 37 cabang di berbagai kota di Indonesia.
Sukses dalam bisnis otomotif, Imelda dan Sundoro mencari peluang baru dalam bidang lainnya, mulai dari properti, jasa keuangan, dan penyewaan kendaraan.
Kini empat putra-putri keluarga Sundoro Hosea, yaitu Hartono Sundoro Hosea, Lisa Tjandrakusuma, Andrysan Sundoro Hosea, dan Jeffry Sundoro Hosea, terjun mengelola semua bidang bisnis dalam grup ini.
Grup Sun Motor terus berekspansi, termasuk dalam bidang properti. Berikut ini wawancara khusus Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Imelda Sundoro, pendiri, Presiden Komisaris dan CEO Sun Motor di Jakarta, Jumat (7/5/2010) pagi. Berikut petikannya:
Sebelum sukses mengembangkan usaha properti, Sun Motor sejak lama dikenal sebagai dealer mobil. Sejak kapan Anda bergelut di bidang otomotif?
Ya memang kami sudah menggeluti dunia otomotif sebagai dealer mobil sejak lebih dari 30 tahun lalu di Solo. Setelah di Solo, kami buka cabang Sun Motor di banyak kota, mulai dari Semarang, Kudus, Pati, Salatiga, Purwokerto, Boyolali, Wonosobo, Magelang, Klaten (Jawa Tengah), Surabaya, Jember, Kediri, Blitar, Madiun, Lamongan, Malang, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo, Banyuwangi (Jawa Timur), Yogyakarta, Denpasar, Bandung, Medan, Banda Aceh, juga di Jakarta, mulai dari Matraman, Cempaka Putih, Fatmawati, Kalimalang, Tanjung Duren, Puri Indah, sampai Kebon Jeruk, dan berbagai kota lainnya.
Sun Motor juga agen tunggal pemegang merek Vespa, MAN, dan Aprilia. ATPM MAN beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta Timur.
Sun Motor sempat membuka cabang di Los Angeles, Amerika Serikat. Namun akibat krisis keuangan global, terpaksa cabang di LA kami tutup.
Anda kan waktu itu belum berpengalaman dalam bisnis properti, apa pertimbangan Anda sehingga berani terjun dalam bidang properti?
Memang, banyak yang bertanya kepada saya, kok saya berani beralih bidang bisnis? Awalnya saya terjun dalam bidang garmen, lalu saya menjajaki dunia otomotif dan kemudian ke bidang properti. Sebenarnya saya juga pernah bergelut dalam bisnis transportasi, punya perusahaan otobus Giri Indah. Ini kan sebetulnya pekerjaan lelaki, dunia lelaki. Setelah krisis moneter tahun 1998, saya menjual perusahaan itu dan tetap menguntungkan.
Yang penting, integritas, komitmen, dan semangat kerja, spirit, dan memiliki imajinasi. Kalau tak punya imajinasi dan strategi, bekerja tidak menggunakan otak dan tidak memenuhi sasaran, usaha kita tidak akan maju.
Sebenarnya sudah lama saya mulai terjun dalam bidang properti. Saya berpikir bisnis otomotif tergantung pada supply and demand, tak bisa dilebihkan. Sementara itu, bisnis properti tak ada batasnya. Saya melihat hanya bisnis properti yang bisa berkembang terus.