Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Keterbukaan di Rumah Yudi Latif

Kompas.com - 21/03/2010, 16:45 WIB

Yudi bercerita, sepulang studi dari Australian National University, Australia, tahun 2004, dia dan keluarga ngekost di kawasan Jatibening, Bekasi. Lokasi tinggal itu membuat dia kerepotan saat harus menghadiri acara-acara pagi hari di pusat kota Jakarta. Dia berusaha mencari rumah yang tak terlalu jauh dari kota, tetapi harganya terjangkau.

Kebetulan, dia dapat kabar, ada seorang polisi yang jual rumah. Rumah itu sulit laku karena posisinya berada di belakang kompleks Depkes di Pasar Minggu dan akses jalannya kecil. Harga jualnya cukup murah dibandingkan harga rumah dalam kompleks.

”Memang akses jalan agak susah karena kecil dan menyelinap di belakang kompleks. Tapi, rumah itu cukup tersembunyi, sepi, dan enak untuk istirahat. Akses menuju pusat kota dan ke Jalan Tol TB Simatupang juga mudah,” kata Yudi.

Suasana itu dibutuhkan Yudi yang waktunya banyak dihabiskan di ruang publik yang gaduh. Rumah itu memberinya jarak dari keriuhan.

Kebetulan, istrinya, Linda Natalia Rahma, juga menyukainya. Katanya, ”Suasana di sini tenang dan masih banyak pepohonan. Airnya bening.”

Tahun 2005, pasangan itu membeli rumah yang mereka tempati sekarang. Sebagian dana pembelian dibantu sejumlah teman. Karena itulah, Yudi menyebut, setiap jengkal rumah itu dipenuhi syukur dan terima kasih.

Keluarga itu kini semakin kerasan tinggal di kampung Betawi. Berada di tengah masyarakat membuat mereka lebih dekat dengan problematik sehari-hari. Dia kerap menghadiri hajatan. Istrinya rajin ikut pengajian bersama ibu-ibu setempat.

”Kami terlibat dengan berbagai urusan masyarakat, mulai dari membantu menyekolahkan anak, bayar SPP, sampai mencarikan kerja,” kata Yudi.

Lingkungan itu juga terus menjaga kesadaran sosialnya. ”Di luar, saya bertemu banyak orang, termasuk para pengusaha kaya. Ketika kembali ke rumah, saya masih merasa jauh lebih beruntung karena ada banyak orang-orang di sekitar yang kekurangan.” Itu juga yang membuat Yudi tak putus mengucap rasa syukur. (Sumber: KOMPAS Minggu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com