Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehangatan di Rumah Ary Sutedja

Kompas.com - 14/03/2010, 11:52 WIB

Di sisi lain ruangan, bentuk pipa ini lebih unik lagi karena dibentuk melengkung seperti tangkai bunga, lalu ditempeli cobek di ujung-ujungnya. ”Cobeknya bisa diartikan kalau pemilik rumah, terutama saya, adalah penyuka sambal. Tetapi sebenarnya itu pipa gas juga. Semacam practical art deh,” kata Ary.

Karya seni yang dibuat Mikhail tidak selalu terbuat dari materi yang mahal. Banyak di antara karyanya yang dibuat dari barang bekas, misalnya meja di ruang tamu dan ruang makan. Di ruang tamu, kaki meja terbuat dari drum bekas minyak yang diberi warna hitam. Bagian dalam drum diberi batu untuk pemberat. Dengan menempatkan kaca di bagian atasnya, jadilah sebuah meja yang artistik.

Meja makan juga dibuat serupa. Kakinya terbuat dari barang bekas, yaitu besi bekas meja makan lama yang terbakar.

Di kamar anak, sang pemilik rumah memanfaatkan pintu geser seperti yang biasa dipakai di toko-toko kelontong untuk penyekat ruangan. Pintu yang biasanya berwarna abu-abu ini dicat warna hijau sehingga tampilannya lebih cantik.

Roda dokar juga bisa ”disulap” menjadi aksesori di ruang tamu. Ketika dokarnya hancur karena selalu terguyur hujan, satu roda dokar yang masih utuh dijadikan hiasan. Mikhail mengatakan, roda itu bermakna seperti kehidupan yang selalu berputar.

”Kami, terutama Mikhail, memang punya prinsip agar tidak banyak membuat sampah. Barang bekas sebisa mungkin dimanfaatkan kalau masih bisa dipakai. Makanya, di gudang banyak tersimpan barang-barang bekas,” kata Ary.

Selain berprinsip memanfaatkan barang bekas, desain rumah juga dibikin agar penghuninya bisa merasa dekat dengan alam, yang diwakili pepohonan dan air. Pohon beringin dan kelapa tumbuh di sekitar rumah. Sementara unsur air diwakili lewat kolam renang, air mancur, dan air terjun. Melalui suara air terjun, suara bising dari kendaraan yang lalu lalang di depan rumah bisa ”disamarkan”. (Lusiana Indriasari/Yulia Sapthiani/KOMPAS Minggu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com