Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehangatan di Rumah Ary Sutedja

Kompas.com - 14/03/2010, 11:52 WIB

”Supaya mami bisa terhibur dengan pemandangan yang berganti-ganti setiap hari,” kata Ary. Kamar berputar itu persembahan cinta mereka berdua terhadap Maryam yang sempat terpuruk ketika rumah mereka terbakar pada tahun 2005. Kebakaran itu ikut menghanguskan 150 lukisan karya Maryam yang seorang seniman lukis.

Ary dan Mikhail juga memelihara keterhubungan mereka dengan orangtua Ary. Setelah pasangan itu menikah pada tahun 1995, orangtua Ary ikut pindah rumah yang lokasinya persis di samping rumah Ary. Ary lalu membuat jalan setapak yang langsung menembus ke ruang tamu kediaman orangtuanya.

Protes anak
Keterhubungan yang coba dibangun Ary bisa juga dirasakan oleh anak-anaknya, Elmira (12) dan Elias (9). Anak-anak ini sempat protes ketika Ary membangun kamar bagi dirinya dan suaminya di salah satu sudut areal rumahnya.

Soalnya, kamar seluas 150 meter persegi itu tidak memiliki selasar yang terhubung ke bangunan induk sehingga anak-anak harus melalui halaman rumput bila ingin ke kamar Ary. Begitu Mikhail membangun selasar beratap, anak-anak tidak lagi protes. ”Dengan selasar, anak-anak merasa terhubung dengan kami,” kata Ary.

Rumah yang ditempati Ary sekarang ini awalnya adalah rumah Mikhail bersama ibunya yang dibeli tahun 1987. Setelah menikah, Ary diboyong tinggal bersama Mikhail. Ketika kebakaran besar melanda rumah itu, Ary, Mikhail, dan kedua anaknya tengah berada di Yunani.

Pada peristiwa itu, bagian atas rumah mereka habis terbakar. Meski begitu, Ary dan Mikhail tak ingin pindah. Menurut keyakinan Ary yang berdarah Bali, api justru menyucikan rumah mereka sehingga memiliki aura baik bila ditempati kembali.

Meski rumah itu mencerminkan kedekatan, baik Ary maupun Mikhail merasa memiliki ruang untuk privasi mereka masing-masing. Mikhail mewujudkan ide-ide liarnya ke dalam interior rumah. Sementara Ary diberi ruang-ruang khusus untuk meletakkan tiga pianonya.

Salah satu piano besar berukuran 2,75 meter diletakkan di ruang tamu yang menghadap ke taman. Di situ, Ary bia melamun bebas mencari inspirasi.

Seni barang bekas
Memasuki rumah Ary, kesan bahwa rumah itu adalah ”rumah seniman” sangat kental. Benda-benda bernilai seni, yang sebagian besar merupakan karya suaminya, terpajang di berbagai sudut ruangan.

Tak hanya berfungsi untuk memperindah rumah, karya-karya Mikhail ini juga memiliki fungsi. Salah satunya adalah pipa-pipa berdiameter kecil yang dibentuk menjadi spiral, ditempatkan di dekat ruang tamu. ”Hiasan” itu ternyata pipa yang mengalirkan gas untuk pemanas air di kamar anak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com