Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mustahil Kaum Profesional Menjabat Menteri Perumahan Rakyat...

Kompas.com - 20/10/2014, 11:52 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Profesional tak mungkin mendapat tempat untuk memuncaki posisi Menteri Perumahan Rakyat (Kemenpera). Menteri akan dipilih dari unsul partai politik.

Demikian Teguh Satria, mantan Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia periode 2007-2010, memprediksi pos Kemenpera dalam kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, kepada Kompas.com, Senin (20/10/2014). Menurut dia, hal itu terkait perkembangan politik aktual dan juga menguatnya wacana menjadikan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sebagai kementerian yang berdiri sendiri.

"Kalau Jokowi-JK memutuskan untuk menjadikan Kemenpera stand alone atau berdiri sendiri, maka pupus sudah harapan profesional menempati pos itu. Itu kemungkinan jatah partai politik. Sebaliknya, jika Kemenpera digabung dengan Kementerian Pekerjaan Umum, dapat dipastikan menterinya berasal dari profesional. Ini mengacu pada histori menteri-menteri Pekerjaan Umum sebelumnya," papar Teguh.

Akan tetapi, lanjut Teguh, sebagai pelaku bisnis dan industri properti, pihaknya sangat berharap Jokowi-JK memilih orang tepat. Kendati berasal dari partai politik, jika memahami masalah perumahan rakyat dan bisa mereduksi ketimpangan hunian (backlog), hal itu tidak ada masalah.

"Kami tidak akan memasalahkan apakah Menpera yang akan datang dari unsur parpol atau profesional. Selama dia mengerti perumahan rakyat, sejauh orang yang tepat, tidak masalah. Bahkan, kalau bisa, membawa sektor perumahan rakyat ke arah yang lebih baik," tandas Teguh.

Dia menuturkan, sepanjang sejarah berdirinya Kemenpera, memang belum satu pun profesional, terutama pengembang, menjabat posisi sebagai pemimpinnya. Unsur partai politik selalu mendapat tempat utama. Kecuali dalam dua periode saat Gus Dur dan Megawati menjadi presiden, Kemenpera digabung dengan Kementerian PU menjadi Kimpraswil/Kimbangwil (Kementerian Permukiman dan Prasarana Wilayah dan Kementerian Permukiman dan Pengembangan Wilayah).

Hal senada dikemukakan Ketua DPD Apersi DKI Jakarta, Ari Tri Priyono. Menurutnya, jika Kemenpera dipegang oleh profesional, maka masa depan sektor perumahan rakyat akan lebih baik.

"Kita bisa berharap banyak. Sebaliknya, jika dipegang oleh unsur parpol, bisa dipastikan sektor perumahan rakyat bakal hancur," ujar Ari.

Terlebih, lanjut dia, jika Menpera yang dipilih Jokowi-JK tidak mengerti masalah mendasar perumahan rakyat.

"Untuk mempelajari masalah saja butuh satu tahun, bagaimana mencari solusi atas masalah tersebut. Kami menginginkan profesional. Kalau pun orang parpol, ya, harus punya wawasan mendalam mengenai perumahan rakyat, termasuk regulasi dan mampu menciptakan strategi mengurangi backlog 15 juta rumah," kata Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Ada 'Long Weekend', Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Ada "Long Weekend", Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Berita
4 Hari 'Long Weekend', Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

4 Hari "Long Weekend", Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

Berita
Lewat Pelataran, Urus Sertifikat Tanah Bisa Dilakukan Akhir Pekan

Lewat Pelataran, Urus Sertifikat Tanah Bisa Dilakukan Akhir Pekan

Berita
Kini, Pelataran Hadir di 107 Kantor BPN Seluruh Indonesia

Kini, Pelataran Hadir di 107 Kantor BPN Seluruh Indonesia

Berita
Naik Whoosh Lebih Mudah, Ada Banyak Integrasi Moda

Naik Whoosh Lebih Mudah, Ada Banyak Integrasi Moda

Berita
Gratis, Naik KA Feeder dari Stasiun Padalarang-Bandung

Gratis, Naik KA Feeder dari Stasiun Padalarang-Bandung

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sleman: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sleman: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com