Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

MRT Jakarta di Mata Asing, Pujian dan Kritikan

Para ekspatriat ini menyambut dengan gembira MRT Jakarta karena mampu mengatasi persoalan kemacetan di jalan-jalan biasa, mempersingkat waktu tempuh, dan juga kepastian pertemuan bisnis yang bisa diukur sebelumnya.

Seorang karyawan senior berkebangsaan Jepang yang bekerja di PT Tokyu Land Takanori Hayashi berani mengatakan MRT Jakarta lebih nyaman dibanding kereta serupa di Tokyo maupun Osaka.

Menurutnya, di MRT Jakarta penumpang tidak boleh makan dan minum, sementara di Tokyo dan Osaka tak ada larangan untuk itu.

Biasanya setelah lelah bekerja, para pengguna kereta makan dan minum, beberapa di antaranya bahkan tidur di kereta.

"Bawa binatang peliharaan pun diperbolehkan. Asal dengan kandangnya," cetus Hayashi kepada Kompas.com, Sabtu (16/11/2019).

Pendek kata, MRT Jakarta dan juga MRT Tokyo demikian penting bagi Hayashi karena kepastian waktu tempuh, biaya perjalanan, keamanan, dan kenyaman serta murah.

Warga Jepang, sebut Hayashi, emoh naik kendaraan pribadi karena road user cost-nya tingi. Terutama biaya parkir yang jauh lebih mahal dibanding tarif tol.

Hal senada dikemukakan Mart Polman. WNA asal Belanda yang menjabat sebagai Managing Director Lamudi Indonesia ini mengatakan, MRT Jakarta membuat ibu kota beberapa langkah lebih maju.

"Seratus persen, membuat potret Jakarta berbeda dan berubah lebih baik," ujar Mart saat diwawancara Kompas.com, Minggu (17/11/2019).

Mart menambahkan, MRT Jakrta telah membuktikan sendiri, bahwa penggunanya terus meningkat dari waktu ke waktu.

Hal ini merupakan prestasi sendiri yang patut diapresiasi mengingat mass rapid transit  merupakan sesuatu yang baru bagi Jakarta dan juga Indonesia.

Dampaknya, Mart melihat melihat permintaan properti di dekat, dan sekitar area MRT Jakarta meroket tajam.

"Padahal ini baru permulaan, jika Fase II MRT Jakarta berikutnya dikembangkan dan terkoneksi dengan Light Rail Transit (LRT), manfaatnya akan semakin dahsyat," kata Mart.

Apa yang diungkapkan Mart diamini oleh Direktur Operasional dan Perawatan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi.

Saat sesi presentasi pada MRT Fellowship Program di Lebak Bulus, Jakarta, pada Jumat (15/11/2019), effendi mengungkapkan harga lahan dan properti di dekat stasiun MRT melonjak lebih tinggi dengan cepat.

"Oleh karena itulah, perusahaan kemudian membuat kajian studi (feasibility study) untuk membangun properti berbasis transit oriented development (TOD). Proyek perdana akan direalisasikan di Stasiun Duku Atas," ungkap Effendi.

Dari pengembangan TOD di seluruh 13 stasiun Koridor Lebak Bulus-Bunderan HI, potensi pendapatan yang dapat diraup senilai Rp 240 triliun.

Tentu saja ini angka yang sangat besar dan mampu menutupi ongkos operasional per tahun sebesar Rp 500 miliar yang tak mungkin dipenuhi hanya dari penjualan tiket dan naming rights.

Kritikan 

Kendati dipuji berbagai kalangan, kehadiran MRT Jakarta terutama menyangkut operasionalisasi, kelengkapan fasilitas, dan konektivitasnya dengan moda lain mendapat kritikan konstruktif.

Sebaliknya, Hayashi membandingkannya dengan MRT Tokyo dan Osaka yang dilengkapi fasilitas tangga berjalan mencukupi.

Demikian halnya ritel dalam bentuk gerai-gerai kebutuhan harian (take and grab) yang dianggap Hayashi masih sangat minim.

Sementara di Tokyo justru bertebaran di setiap sudut. Hal ini memudahkan pengguna MRT dengan mobilitas tinggi, memenuhi kebutuhannya.

"Cukup small shop dengan platform seperti Lawson akan sangat menghemat waktu kami yang tak sempat sarapan di rumah," imbuh Hayashi.

Adapun dari sisi tarif, menurut Hayashi, MRT Tokyo dan Osaka lebih murah karena tersedia tiket abonemen 6 bulanan, 3 bulannan, dan satu bulanan.

Namun, dari semua hal itu, yang paling membedakan dan sangat menonjol serta penting untuk diperhatikan adalah kecepatan tap in dan tap out. 

Passing gate MRT Jakarta masih sering hang dan bahkan rusak tak berfungsi. Tentu saja, ini hal yang paling mengesalkan di mata Hayashi yang serba cepat.

Keluhan serupa juga dikemukakan Vice President PT Lintas Marga Sedaya Firdaus Azis. menurutnya mesin tap untuk tiket yang kadang suka hang sangat menghambat perjalanan para pengguna.

Selain itu, yang perlu ditingkatkan adalah jumlah jaringan MRT Jakarta dan integrasi dengan moda transportasi umum lainnya.

"Khusus untuk stasiun MRT di Fatmawati sepanjang jalan tersebut perlu dibuatkan trotoar yang lebar seperti di Sudirman karena banyak daerah perkantoran di daerah tersebut sehingga memberikan kemudahan mobilitas menuju stasiun MRT Jakarta," tuntas Firdaus.

https://properti.kompas.com/read/2019/11/18/161015921/mrt-jakarta-di-mata-asing-pujian-dan-kritikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke