Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Berubah, Perusahaan Besar Mulai Lirik "Co-Working Space"

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecenderungan pasar sewa co-working space atau ruang kerja bersama di Jakarta, kini mulai bergeser.

Tak hanya perusahaan rintisan, banyak juga perusahaan besar baik swasta maupun pelat merah yang ikut menyewa ruang kerja bersama semacam ini.

Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto, fleksibilitas waktu dalam menyewa menjadi salah satu faktor kunci co-working space  digemari.

"Memang ada beberapa BUMN, karena renovasi, mereka mencari space yang bisa disewa kurang dari tiga tahun. Dan sekarang ini sudah terjadi pada Kuartal I-2019. Dimulai sejak akhir tahun lalu," kata Ferry di Jakarta, Selasa (2/4/2019).

Namun Ferry mengaku, belum ada catatan khusus terkait peralihan perusahaan besar dari kantor konvensional ke co-working space.

Meski demikian, tren menuju ke arah tersebut sudah mulai terlihat. Terutama bagi perusahaan yang ingin menyewa dalam jangka waktu pendek.

"Jadi perusahaan besar mencari fleksibilitas yang tidak harus terikat kontrak panjang. Bisa kapan saja masuk dengan jangka waktu yang mereka mau. Sehingga shifting itu terjadi," tutur Ferry.

Mereka tertarik untuk memanfaatkan ruang kerja bersama di Koléga, karena ekosistem, efisiensi, dan fleksibilitas yang ditawarkan.

Beberapa perusahaan besar tersebut adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BP POM), PT Bank Mandiri Tbk, PT Telkomsel Indonesia, Microsoft, FWD, dan Bluebird Group.

"Sementara beberapa start-up yang sudah berkembang bersama kami adalah Go-jek dan Awan Tunai," ungkap Muhammad menjawa kompas.com, Kamis (4/4/2019).

Sejak berdiri pada 2015, Koléga sudah memiliki 28 start-up company  dari total 400 perusahaan dalam basis data mereka.

Selain ekosistem dan efisiensi, harga sewa pun relatif terjangkau untuk tidak dikatakan value for money.

Hanya dengan Rp 110.000 per hari atau Rp 1,1 juta per bulan, pengguna jasa bisa memanfaatkan ruang kantor plus perangkat kerja macam jaringan internet nirkabel berkecepatan tinggi.

Muhammad menjelaskan, Koléga sudah bisa menjadi subtitusi kantor untuk beberapa sub-divisi mereka, dengan jangka waktu mulai dari 6 bulan hingga 1 tahun untuk penggunaan fungsi ruang sebagai kantor.

Muhammad menilai, konsep perkantoran co-working space  tak hanya dapat dimanfaatkan sebagai ruang kerja bersama, melainkan juga solusi untuk seluruh kebutuhan kantor.

Menjamur

Perubahan tren ini, dinilai Ferry, membuat kehadiran ruang kerja bersama makin menjamur. Bahkan, Colliers mencatat, sepanjang 2018 lalu total pasokan ruang perkantoran ini mencapai 70.000 meter persegi.

"Ini luar biasa. Artinya kalau dibandingkan dengan sebuah gedung, itu setara dengan satu gedung baru berukuran besar. Dan itu tren yang luar biasa dibandingkan sektor lain," kata dia.

Ferry menambahkan, dari total pasokan tersebut, jumlah ruang perkantoran yang telah terserap mencapai 5,1 persen.

"Ini terjadi peningkatan dibandingkan 2017, di mana serapan masih 2 persen dari total pasokan keseluruhan," tuntas Ferry.

https://properti.kompas.com/read/2019/04/04/161412721/tren-berubah-perusahaan-besar-mulai-lirik-co-working-space

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke