Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sekolah Ini Dibangun dari Bambu dan Tali

Arsitek dan kontraktor Chiangmai Life merancang model atap balai bambu yang tersegmentasi dan bergelombang membentuk kelopak bunga teratai di sebuah sekolah di Chiang Mai, Thailand.

Balai Latihan Bambu untuk Sekolah Internasional Panyaden mendidik anak usia sekolah dasar dengan menggunakan prinsip Buddha.

Terletak di antara sawah, 15 menit berkendara dari pusat kota utara Thailand, bangunan sekolah sebagian besar dibangun dari bumi dan bambu.

Sesuai dengan etos "hijau" sekolah, Chiangmai Life merancang balai olahraga tanpa karbon dan hanya menggunakan bambu.

Gulungan bambu setinggi 17 meter mengelilingi aula seluas 782 meter persegi, mencakup lapangan basket, bola voli, bulutangkis dan futsal.

Garis atap yang menyapu dimaksudkan untuk mengingatkan pada kuncup bunga teratai, simbol kemurnian dalam buddhisme.

"Desainnya didasarkan pada bunga teratai yang menggambarkan Panyaden International School berada di Thailand," kata studio tersebut.

Chiangmai Life ini membangun sebuah aula yang seharusnya cukup besar untuk menampung kapasitas yang diproyeksikan 300 siswa.

Kerajinan tangan

Meski demikian, aula ini dibuat tetap terhubung dengan bangunan tanah dan bambu di sekolah tersebut serta menawarkan pemandangan berbukit alami.

"Desain dan materialnya memungkinkan iklim yang sejuk dan menyenangkan sepanjang tahun melalui ventilasi dan insulasi alami," kata studio tersebut.

Pada saat yang sama, struktur bambu yang terbuka memanjakan mata sekaligus memamerkan hasil karya kerajinan tangan.

Aula ini juga mencakup panggung untuk produksi drama dan ruang penyimpanan untuk perlengkapan olahraga.

Tahan angin dan gempa

Arsitek Mark Roselieb dan Tosapon Sittiwong bekerja dengan para insinyur Phuong Nguyen dan Esteban Morales Montoya dalam desain struktur prefabrikasi, yang seluruhnya terbuat dari bambu.

Pekerjaan mereka adalah untuk memastikan struktur mampu menahan angin dan gempa berkecepatan tinggi di kawasan ini.

Gulungan-gulungan itu dibangun di tempat dan diangkat ke posisi yang tepat dengan menggunakan derek.

Studio tersebut menghindari perawatan kimia untuk bambu seperti pengawet garam boraks, yang dapat memastikan strukturnya bertahan selama 50 tahun.

Penggunaan bahan pengawet alami, pengerjaan kontruksi di tempat dan pemilihan tali daripada baja membuat bangunan bambu menyerap lebih banyak karbon daripada yang dipancarkan saat pembangunan.

Kesenjangan dalam struktur atap dan dinding terbuka juga secara alami menggerakkan lorong sepanjang tahun, memastikan temperatur stabil tanpa perlu pengkondisian udara buatan.

https://properti.kompas.com/read/2017/08/27/221419821/sekolah-ini-dibangun-dari-bambu-dan-tali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke