Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Orang Indonesia Tak Lagi "Shopping" di Singapura, Ini Syaratnya...

Kompas.com - 08/06/2016, 23:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpuruknya pasar ritel Singapura nyatanya sangat dipengaruhi menurunnya minat orang Indonesia berbelanja di sana.

Ketua Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo), Handaka Santosa, mengatakan hal tersebut di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (8/6/2016).

"Ya salah satunya karena orang Indonesia yang belanja di sana mulai berkurang. Ini akibat perlambatan ekonomi kita," ujar Handaka.

Berdasarkan laporan Global Blue, negeri yang kini dipimpin Lee Hsien Loong tersebut selama ini merupakan surga belanja bagi para shoppers Indonesia.

Selama 2015 saja tercatat sebanyak 2,7 juta orang Indonesia yang berbelanja di sana.

Global Blue juga melaporkan, shoppers Indonesia merupakan terbesar kedua setelah China, dan secara historis dianggap penting oleh para peritel yang beroperasi di negeri Singa.

"Karena shoppers Indonesia mewakili hampir seperlima dari jumlah transaksi global TFS," ujar Wakil Presiden Global Blue Asia Pasifik, Jan Moller, dalam laman resmi Global Blue.

Keterpurukan pasar ritel Singapura juga terjadi akibat berkurangnya hasrat belanja orang China di sana.

Baca: Hasrat Belanja Orang China Menurun, Mal dan Sektor Ritel Singapura Terpuruk

Apa yang terjadi di Singapura itu lantas bisa menjadi kesempatan bagi peritel Indonesia untuk berbenah. Tujuannya jelas, membuat masyarakat Indonesia betah berbelanja di dalam negerinya sendiri.

"Makanya apa yang ada di Indonesia harus kita sediakan barang yang lengkap karena dulu begitu Anda ingin pakai baju merek apa tapi nggak ada di Indonesia kan langsung pergi ke Singapura," jelas Handaka.

Selain peritel, peran pemerintah menurut Handaka penting dalam hal menciptakan suasana belanja yang aman dan nyaman sehingga ke depannya rakyat Indonesia tak usah belanja ke luar negeri lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau