Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Penangkapan Pekerja Asal China, KCIC Tunggu Izin dari KSAU

Kompas.com - 27/04/2016, 14:48 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAs.com - Pekerjaan pembangunan megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung dihentikan sementara hingga keluar izin dari otoritas wilayah Halim Perdanakusuma.

Penghentian pekerjaan tersebut terkait penangkapan pekerja warga negara asing (WNA) asal China oleh Tim Patroli TNI Angakatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma, di tepi jalan tol ruas Halim, Km 3,2, Jakarta Timur, pada Rabu (27/4/2016) sekitar pukul 09.45 WIB.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Budi Hanggoro Wiryawan mengungkapkan hal tersebut dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2016).

"Kelanjutan pekerjaan proyek tersebut menunggu izin dari Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) selaku pemegang otoritas wilayah Halim Perdanakusuma," kata Hanggoro.

Baca: Lima WNA China yang Ditangkap di Halim Bukan Tentara

Hanggoro berharap izin tersebut keluar pada bulan Mei 2016 sehingga pekerjaan pembangunan proyek kereta cepat dapat diteruskan.

"Saat ini, kami masih melakukan komunikasi, agar izin tersebut bisa segera terbit," ujar Hanggoro.

Pada kesempatan yang sama, Hanggoro menegaskan pekerja WNA China yang ditangkap Tim Patroli TNI Angakatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma, bukanlah pegawai KCIC.

"Memang betul ada WNA China yang ditangkap di Halim, sedang melakukan pengetesan tanah. Tetapi perlu ditegaskan itu bukan pegawai KCIC dan bukan pegawai PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika)," papar Hanggoro.

Hanggoro juga menyatakan bahwa WNA China tersebut bukan tentara. Mereka, kata Hanggoro, hanya pekerja yang kebetulan memakai baju tentara.

Para pekerja tersebut, lanjut Hanggoro, merupakan bagian dari vendor investigasi tanah. Mereka bekerja di wilayah Halim Perdanakusuma tanpa persetujuan KCIC.

Padahal, KCIC selalu mengingatkan, untuk tidak melakukan kegiatan apa pun di wilayah Halim.

"Jadi vendor ini bekerja atas arahan konsultan perencana desain dari China yang tidak terlalu mengerti prosedur di Indonesia. Mereka mengejar waktu saja," tambah Hanggoro.

Oleh karena itu, KCIC akan selalu menghormati wilayah keamanan dan tidak memperbolehkan pekerjanya untuk melakukan kegiatan apa pun di wilayah Halim Perdanakusuma.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Suradi menambahkan, pekerja WNA China merupakan mitra PT KCIC, dan bukan tentara.

"Mereka sedang melakukan chek test tanah. Kesalahpahaman ini sudah diselesaikan, dan mereka sudah kembali bertugas di kantor PT KCIC," jelas Suradi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com