Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Tak Bisa Melihat, Deki Mampu Ciptakan "Denah Bicara" untuk Kaum Difabel

Kompas.com - 27/04/2016, 07:56 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai seseorang yang berkebutuhan khusus, Deki Ardiansyah tidak menyerah pada keadaan.

Ia yang tidak bisa melihat seperti pada umumnya manusia normal justru mencari cara untuk membantu para sesamanya.

Inovasi yang Deki "telurkan" adalah berupa denah dan petunjuk arah bagi para penyandang disabilitas tunanetra.

"Saya tunanetra juga, jadi cara menyoldernya (denah) pun ditekankan ke tangan dulu," ujar Deki kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2016).

Pria berusia 34 tahun ini bekerja di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna, Bandung. PSBN ini masih berada di bawah binaan Kementerian Sosial (Kemensos).

Ia bercerita, "Denah Bicara" dikerjakan selama total dua bulan dengan pengerjaan komponen selama satu bulan. Proses menggambar denah dikerjakan oleh Deki sendiri di komputer jinjing (laptop) miliknya.

Hal tersebut bukanlah sesuatu yang terlalu sulit baginya karena Deki sudah belajar menggunakan laptop secara otodidak sejak lama.

Sementara itu, untuk pembuatan denah, Deki dibantu oleh teman-temannya sesama pegawai negeri sipil (PNS) Kemensos.

Cara kerja denah ini adalah dengan bersuara ketika ada seorang tunanetra. Dengan perintah suara dan bentuk-bentuk bangunan, pengguna tunanetra akan lebih mudah membayangkan denah dan ruangan yang dituju.

Belum ada di dunia

Wyata Guna Bandung memiliki total 60 gedung. Hal tersebut tentu akan menyulitkan bagi tunanetra, khususnya yang baru tinggal di sana, untuk menemukan ruangan tertentu.

"Idenya mengalir begitu saja. Denah selama ini banyak berada di dalam kantor. Fungsi denah dalam kantor untuk orang awam, untuk tunanetra tidak ada," kata Deki.

Denah ini juga memiliki tombol-tombol yang sengaja dibentuk supaya mudah tersentuh dan bisa diraba. Tombol ini terlihat datar, tetapi jika ada sentuhan sedikit akan menyuarakan nama ruangan tersebut.

Inovasi yang ditemukan oleh Deki sangat bermanfaat, khususnya bagi seorang tunanetra. Teknologi tersebut tergolong baru di Indonesia, bahkan di dunia.

Sebelumnya, Deki menuturkan, kepala panti sempat meminta bantuan penelitian dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, permintaan ini belum bisa dipenuhi.

Setelah itu, pihak panti juga meminta bantuan kepada sebuah perusahaan kontraktor. Hasilnya pun nihil. Tidak hanya di Indonesia, denah ini bahkan belum familiar di dunia.

"Ini masih baru. Di Amerika Serikat pun masih uji coba. Di mana pun, belum ada denah yang bisa berbicara," kata Deki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com