Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Gampang Jual Apartemen Rp 8 Miliar Ketimbang Ferrari

Kompas.com - 25/04/2016, 08:30 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kaum tajir di Jakarta mungkin saja dalam satu titik hidupnya punya dilema, membeli mobil mewah atau hunian vertikal alias apartemen.

Nilai keduanya bisa saja sama, namun jelas beda skala prioritas. Pasalnya, mobil mewah masuk kategori ketiga atau tersier sedangkan apartemen yang tergolong tempat tinggal atau kebutuhan primer.

Menurut Direktur Marketing Pondok Indah Group Herman Widjaja, lebih mudah menjual properti dibanding mobil mewah.

Buktinya, tiga menara Pondok Indah Residences, sudah laku 80 persen sejak diluncurkan pada 8 Juni 2014 untuk menara Kartika dan Maya serta 7 Maret 2015 untuk menara Amala.

Dokumentasi Pondok Indah Group Pondok Indah Residences
Apartemen itu dijual dengan harga terendah Rp 3,4 miliar hingga paling mahal Rp 8,9 miliar. Bila nilainya disetarakan, pembeli tempat tinggal itu sebenarnya juga punya kemampuan memboyong Porsche 911, Jaguar XKR, Bentley Flying Spur, Aston Martin Vantage V8 hingga Lamborghini Huracan, atau Ferrari 488 GTB.

“Kalau bicara yang sama-sama Rp 8 miliar, mungkin kayanya lebih gampang properti karena itu investasi. Jadi dia beli Rp 8 miliar, dua atau tiga tahun lagi ekspektasinya lebih. Cuma kalau orang beli mobil Rp 8 miliar ada depresiasi tiap tahun,” papar Herman, saat peresmian tutup atap (topping off) Pondok Indah Residences, di Jakarta, Minggu (24/4/2016).

Febri Ardani/KompasOtomotif Porsche World Roadshow (PWR) di Sirkuit Sentul
Selain itu, kata Herman lagi, apartemen dijual terbatas. Hal itu bisa membuatnya lebih didahulukan ketimbang melirik mobil mewah.

Kelangkaannya berbeda sebab mobil dianggap bisa diproduksi lebih banyak, tergantung kemampuan pabrik. Sedangkan apartemten tidak segampang itu.  

“Kalau properti di lokasi yang sama, Anda enggak bisa tambah stok lagi. Misalnya sudah dibangun untuk 32 lantai eh laku nih, trus dijadikan 40 lantai, kan enggak mungkin,” tutup Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau