Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Dukungan Nelayan Terhadap Reklamasi Teluk Benoa

Kompas.com - 27/03/2016, 23:05 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan megaproyek reklamasi dan revitalisasi kawasan Teluk Benoa, Bali, seluas 700 hektar masih kontroversial. (Baca: Ketika Kubu Pro dan Kontra Reklamasi Teluk Benoa Saling Berhadapan)

Pihak pro dan kontra mempertahankan argumentasinya masing-masing mengenai dampak positif, dan negatif bila pembangunan pulau rekayasa jadi dilaksanakan. (Baca: Kontroversi Reklamasi, Pemerintah lemah dalam Komunikasi)

Lepas dari polemik megaproyek yang digarap oleh PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI), diam-diam beredar video dukungan nelayan di laman Youtube.

Video berdurasi 1 menit 34 detik tersebut menayangkan testimoni dan dukungan Ketua Nelayan Wanasari I Made Sumasa. 

Sumasa mengatakan harapannya kepada pemerintah agar bergandengan tangan dengan swasta untuk bisa mewujudkan Teluk Benoa yang layak dipertahankan dari sisi lungkungannya terutama sedimentasi.

"Ini lumpur sudah sangat luar biasa, spesies ikan banyak yang punah akibat kiriman lumpur yang dahsyat, lama kelamaan pohon mangrove pun akan tertimbun oleh lumpur," papar Sumasa.

Karena itu, Sumasa juga mengharapkan pemerintah dan swasta (stake holder) yang berniat baik untuk melakukan perbaikan-perbaikan di Teluk Benoa, menghilangkan lumpur, dan menyikapi perkembangan lingkungan yang ada.

"Saya khawatir nelayan di sini akan mati perlahan-lahan. Jadi, harapannya pemerintah mampu memperbaiki kondisi lingkungan di Teluk Benoa ini," kata Sumasa mengakhiri sikapnya saat ditanya mengenai harapan jika revitalisasi Teluk Benoa jadi dilaksanakan.

Video tersebut diunggah TWBI sejak Minggu, 13 Maret 2016, atau dua pekan lalu. Hingga pukul 23.00 WIB, video ini sudah disaksikan 1.219 orang dan menuai 58 jempol ke bawah (ketidaksukaan). Hanya satu orang yang menyukai video ini.

TWBI sendiri merupakan perusahaan pengembang atau swasta yang dimaksud Sumasa. Mereka juga mengelola kawasan pariwisata yang berdomisili di Bali.

Sebagai bagian dari Artha Graha (AG) Network, TWBI memiliki koneksi dengan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah AG Network.

Salah satunya adalah perusahaan properti dan perhotelan terbesar di Indonesia yaitu PT Jakarta International Hotels and Development Tbk (JIHD).

PT JIHD didirikan sejak November 1969 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebagai salah satu dari 24 perusahaan pertama Indonesia.

PT JIHD secara konsisten bergerak di dunia industri dan perhotelan. Seiring dengan waktu PT JIHD telah melebarkan sayap melalui beberapa anak perusahaannya yaitu PT Danayasa Arthatama Tbk (DA) dan PT Dharma Harapan raya (DHR).

DA beken dengan pengembangan dan pengelolaan Sudirman Central Business District (SCBD) seluas 45 hektar yang encakup 25 lot. Total aset DA senilai 3,803 miliar dollar AS per tahun 2009. 

Berikut video dukungan Ketua Nelayan Wanasari I Made Sumasa:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sama-sama Potong Gaji Karyawan, Program Perumahan Tapera dan BPJS Ketenagakerjaan

Sama-sama Potong Gaji Karyawan, Program Perumahan Tapera dan BPJS Ketenagakerjaan

Berita
Aplikasi MLFF Cantas Belum Ada di Play Store, Ini Penjelasan Kementerian PUPR

Aplikasi MLFF Cantas Belum Ada di Play Store, Ini Penjelasan Kementerian PUPR

Berita
Potong Gaji Pekerja, Duit Iuran Tapera Bisa Dipakai Apa?

Potong Gaji Pekerja, Duit Iuran Tapera Bisa Dipakai Apa?

Berita
Kenaikan Harga Rumah Seken di Bogor Tertinggi di Jabodetabek dan Pulau Jawa

Kenaikan Harga Rumah Seken di Bogor Tertinggi di Jabodetabek dan Pulau Jawa

Berita
Basuki Buka Suara soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Basuki Buka Suara soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Berita
Prinsip yang Wajib Diterapkan Ketika Ingin Mendekorasi Rumah Minimalis

Prinsip yang Wajib Diterapkan Ketika Ingin Mendekorasi Rumah Minimalis

Tips
Ingat, Tak Bayar Tol MLFF Bisa Kena Denda Tarif sampai 10 Kali Lipat

Ingat, Tak Bayar Tol MLFF Bisa Kena Denda Tarif sampai 10 Kali Lipat

Berita
3 Rest Area Baru di Tol Trans-Sumatera Siap Tampung 319 Penyewa

3 Rest Area Baru di Tol Trans-Sumatera Siap Tampung 319 Penyewa

Berita
Bangun Mal di Makassar, Summarecon Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Bangun Mal di Makassar, Summarecon Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Ritel
Penjelasan Jokowi dan BP Tapera soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Penjelasan Jokowi dan BP Tapera soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
3 Rest Area di Tol Trans-Sumatera Siap Layani Pengguna, Progresnya Tembus 90 Persen

3 Rest Area di Tol Trans-Sumatera Siap Layani Pengguna, Progresnya Tembus 90 Persen

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Nihil Pemenang, Hasil Lelang Ulang Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi

Nihil Pemenang, Hasil Lelang Ulang Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi

Berita
Lalin Tol Palembang-Prabumulih Naik 2 Kali Lipat Selama Libur Panjang

Lalin Tol Palembang-Prabumulih Naik 2 Kali Lipat Selama Libur Panjang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com