JAKARTA, KOMPAS.com - Megaproyek tanggul laut raksasa yang juga disebut Pembangunan Pesisir Terpadu Ibu Kota Negara atau National Capital Integrated Coastel Development (NCICD) terus dipercepat pembangunannya.
Menurut Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Pengairan Firdaus Ali, tidak ada pilihan lain untuk menjaga daratan Jakarta agar tidak tenggelam, selain membangun NCICD.
Firdaus sekaligus juga membantah anggapan bahwa NCICD dibangun untuk melindungi pulau-pulau reklamasi atau pulau buatan.
"Orang suka membawa-bawa sentimen, (membangun tanggul laut) karena ada reklamasi. Yang dilindungi itu daratan kita (Jakarta). Kebetulan ada reklamasi di sana, itu memang by design," ujar Firdaus usai diskusi Penurunan Tanah dan Kenaikan Air Laut; Ancaman Terhadap Jakarta, Gedung OLVEH, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Firdaus menekankan, pembangunan reklamasi dilakukan karena daya tampung dan daya dukung Jakarta dengan luas 662 kilometer persegi, sudah tidak mampu lagi memikul beban penduduk. Seperti diketahui, jumlah penduduk di Jakarta mencapai 12,5 juta jiwa pada siang hari.
Untuk itu, tambah Firdaus, pembangunan reklamasi dibutuhkan untuk menambah ruang-ruang baru yaitu di utara Jakarta.
Dengan begitu, laut harus direklamasi, karena pemerintah tidak bisa membiarkan Teluk Jakarta semakin tercemar lebih parah dari kondisi saat ini.
Jika ada sentimen soal masalah hutan bakau yang akan rusak, menurut Firdaus, hal ini perlu dicarikan solusinya.
"Tahu tidak, di Jepang, Teluk Tokyo itu 90 persen adalah hasil reklamasi. Lingkungannya jauh lebih baik dari sebelum reklamasi," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.