Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Makin Tenggelam Jika Reklamasi Dilakukan dengan Cara Salah

Kompas.com - 17/03/2016, 18:06 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana reklamasi Teluk Jakarta menjadi 17 pulau masih mengundang polemik.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan tegas menolak reklamasi yang dilakukan dengan cara yang salah, karena berdampak buruk bagi Jakarta.

"Jika reklamasi diteruskan dengan cara yang tidak benar, Jakarta justru semakin tenggelam, dengan berbagai masalah air, misalnya banjir," ujar Susi saat diskusi Penurunan Tanah dan Kenaikan Air Laut, Ancaman Terhadap Jakarta, Kamis (17/3/2016).

Sebaliknya, ia mengatakan, jika dilakukan dengan benar, hasilnya bisa sangat berbeda. Caranya, dengan pengaturan-pengaturan yang disesuaikan.

Reklamasi berarti membuat tanah baru di tengah perairan. Untuk itu, kalau reklamasi memang ingin segera direalisasikan, maka harus ada tempat baru untuk penampungan air.

"Kalau tanah yang dibuat 7 hektar, ya bikin tempat air 7 hektar. At least, air itu punya tempat," jelas Susi.

Ia menyarankan, untuk menyesuaikan tempat air tersebut, pemerintah atau swasta bisa membeli tanah di Jawa Barat atau Banten dengan opsi Tangerang untuk membuat wilayah genangan air. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka wilayah Jakarta justru semakin tenggelam.

Pada kesempatan yang sama, Staf Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Pengairan, Firdaus Ali, mengatakan reklamasi sebenarnya bukan hal yang diharamkan.

Menurut dia, jika persoalan banjir diselesaikan di hulu dan hilir, maka reklamasi tidak menjadi masalah baik dalam waktu dekat atau di masa depan.

"Jangka panjang atau jangka pendek sama. Bu Susi kan katakan boleh, tapi pikirkan bagaimana menata air limbahnya, resapannya," kata Firdaus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com