JAKARTA, KOMPAS.com - Persaingan pasar mebel di dunia kini semakin ketat. Negara-negara yang dinilai menguasai pasar mebel antara lain China, Italia, dan Jerman.
Di Asia, Indonesia termasuk salah satu negara yang juga banyak memproduksi barang-barang mebel dan kerajinan. Namun, posisinya masih tergolong lemah, dan kalah ketimbang Malaysia.
"Kita (Indonesia) saja masih kalah dengan Malaysia, apalagi dengan Vietnam," ujar Mantan Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Hatta Sinatra kepada Kompas.com, Jumat (11/3/2016).
Vietnam, lanjut Hatta, merupakan salah satu penghasil barang mebel terbesar di dunia. Selain Vietnam, Turki juga tergolong besar dalam pengadaan mebel.
Menyusul setelahnya, adalah Amerika Serikat hingga Kanada yang banyak memproduksi mebel dengan berbagai jenis dan desain.
Menurut Hatta, dulu pasar mebel dikuasai Italia. Namun saat ini, pasar mebel terbesar justru dikuasai oleh China. Italia sekarang menempati peringkat 2 terbesar, sementara Jerman di posisi 3.
"Kita harus cari strategi bagaimana caranya supaya furnitur (Indonesia) ini bisa tidak kalah saing. Tidak gampang memang," jelas Hatta.
Berdasarkan kualitas, lanjut dia, produk-produk Indonesia dan China bila dibandingkan memang berbeda-beda.
Kualitas produk dengan bahan rotan sintetis, misalnya, Indonesia masih lebih unggul dibandingkan dengan China. Namun, harganya juga lebih mahal.
Dari segi desain, produk berbahan rotan sintetis buatan Indonesia juga lebih bagus. Sementara produk rotan sintetis China lebih sederhana dan anyamannya tidak terlalu rapi. Meski demikian, China masih lebih kuat.
"Ibaratnya ada sepuluh pasar barang-barang kayak gini, China pegang 9, kita (Indonesia) pegang 1. Cuma yang satu ini harganya kita lebih mahal, desain kita lebih banyak dan lebih bagus," tandas Hatta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.