Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pebisnis Jangan Cuma Berpikir "Business is Business"

Kompas.com - 23/02/2016, 17:47 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menghadapi era pasar bebas pengusaha tidak cukup hanya memiliki wawasan bisnis, namun juga harus memiliki perspektif wawasan kebangsaan. Pemahaman nilai-nilai kebangsaan perlu bagi pelaku ekonomi, terutama untuk mewujudkan ketahanan ekonomi bangsa.

Demikian dikemukakan oleh Ketua DPD REI DKI Jakarta, Amran Nukman, di hadapan 130 peserta dialog kebangsaan yang diselenggarakan REI DKI Jakarta dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Selasa (23/2/2016) di Gedung Lemhannas Jakarta. Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Iindonesia, lanjut Amran, wawasan kebangsaan sangat perlu dipahami pengusaha sebagai penggerak roda ekonomi nasional.

"Anggapan business is business dan tidak ada kaitannya dengan wawasan kebangsaan adalah keliru. Wawasan kebangsaan justru diperlukan sebagai orientasi dasar dalam berbisnis," kata Amran.

Dia mengatakan, REI harus memikul tanggung jawab agar anggotanya tak hanya mumpuni berbisnis, tapi juga punya visi kebangsaan kuat. Sikap kenegarawanan jelas harus dimiliki pengusaha.

"Nilai-nilai itu harus ditanam di alam bawah sadar dan menjadi sikap mental seorang pengusaha realestat ke depan," paparnya.

Ketua kehormatan REI, Lukman Purnomosidi, mengapreasiasi langkah REI untuk punya sikap dan prinsip demikian. Menurut dia, hal itu sangat relevan, karena tantangan perumahan dan perkotaan ke depan semakin kompleks

"Kenapa relevan, karena pengusaha tidak cukup hanya menguasai bisnis properti, tapi juga dituntut memiliki perspektif mengenai pembangunan nasional. Itu agar mereka tahu arah pembangunan ke depan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Lukman, dalam menghadapi persaingan global, terutama dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pengusaha perlu memperdalan wawasan kebangsaan tersebut. Sikap demikian akan berdampak positif bagi pengusaha properti untuk mendukung pemerintah, khususnya program pembangunan satu juta rumah.

Gubernur Lemhannas, Prof Budi Susilo Soepandji, dalam sambutannya menjelaskan perlunya memperluas wawasan kebangsaan dan cakrawala pembangunan nasional bagi pelaku ekonomi. Hal itu mutlak dibutuhkan pengusaha, tanpa terkecuali.

"Semua pengusaha punya tanggung jawab membangun perekonomian nasional dengan komitmen kesejahteraan rakyat. Implementasi wawasan nusantara itu selalu berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh," kata Budi.

Baca juga: Pemerintah Harus Siapkan Rumah Rakyat Dulu Baru Properti Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Penthouse, Tipe Unit Paling Eksklusif di Apartemen

Mengenal Penthouse, Tipe Unit Paling Eksklusif di Apartemen

Apartemen
Tahun Ini, BPD DIY akan Salurkan 100 Unit KPR FLPP

Tahun Ini, BPD DIY akan Salurkan 100 Unit KPR FLPP

Hunian
Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Berita
Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Interior
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com