Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Infrastruktur Satu Dekade Mendatang Tembus 500 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 29/01/2016, 11:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan kota-kota di Indonesia begitu juga di dunia, tidak lepas dari infrastruktur. Infrastruktur yang harus ada di setiap kota berkembang adalah listrik, sanitasi, dan air bersih.

Country Director Indonesia Asian Development Bank (ADB) Steve Tabor mengatakan tiga infrastruktur ini walaupun sudah ada di beberapa kota, tetapi masih kurang maksimal, khususnya air bersih. Demikian halnya dengan kebutuhan mobilitas penduduk.

"Ongkos infrastruktur selama 10 tahun ke depan berkisar 500 miliar dollar AS," ujar Steve saat seminar bertajuk "Sustainable Infrastructure: Financing Smart City Development" di Hotel Crowne Plaza, Jakarta, Kamis (28/1/2016).

ADB, kata Steve memiliki batasan anggaran untuk mendanai proyek-proyek di Indonesia. Ia memprediksi, anggaran untuk proyek-proyek infrastruktur fisik, baik perumahan atau jalan, mencapai 2 miliar dollar AS per tahun.

Anggaran ini juga bisa digunakan untuk membenahi sistem sanitasi dan air bersih.

"Sanitasi memang perlu pembenahan sangat besar di mana-mana. Untuk air bersih, walaupun sudah ada sistem tapi kebanyakan sudah tua harus diganti. Administrasi air harus diperbaiki," kata Steve.

Indra Akuntono/KOMPAS.com Presiden Joko Widodo meninjau proyek pembangunan stasiun bawah tanah MRT, di Senayan, Jakarta, Rabu (23/12/2015).
Selain listrik, sanitasi dan air bersih, kota-kota juga harus mengutamakan pembangunan transportasi umum, misalnya metro rapid rail (MRR). 

Sistem transportasi umum, bisa mengurangi emisi karbon. Pasalnya, tidak setiap orang mengendarai mobil atau motor sendiri.

Pada saat yang sama, Wakil Presiden ADB Bambang Susanto menekankan, perlunya setiap kota untuk mencari model kota yang hijau dan cerdas.

Pembangunan yang cerdas akan menciptakan kota lebih berkelanjutan dan nyaman untuk dihuni. Untuk mencapai kota cerdas, pembangunan tidak hanya bisa sektor per sektor.

"Prioritisasi itu memang perlu, sesuai kebutuhan, tetapi harus terintegrasi. Jakarta, Surabaya, Medan, Bangkok, tidak hanya membangun sendiri-sendiri, tapi kerjasama sekelilingnya," jelas Bambang.

Hal ini, lanjut dia, sesuai dengan konsep megapolitan, yaitu bagaimana keterkaitan inti kota dengan daerah-daerah di sekitarnya.

Berikut infografis megaproyek infrastruktur yang dibangun 2015-2016:

Cassandra E Sasmita & Lilyana Tjoeng/Kompas.com Megaproyek Infrastruktur 2015-2016
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau