Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Properti 2016 Bakal Melonjak

Kompas.com - 17/12/2015, 16:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Investasi di sektor properti diprediksi bakal mengalami peningkatan sebesar 10 persen hingga 15 persen pada tahun depan.

Director Research and Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo mengutarakan hal tersebut kepada Kompas.com, pekan lalu. 

Menurut Arief, lonjakan investasi tersebut akan terealisasi jika dibarengi beberapa faktor krusial.

Di antaranya adalah penurunan suku bunga SBI yang saat ini masih berada pada level 7,5 persen, penurunan suku bunga pinjaman, dan stabilitas kurs Rupiah terhadap dollar AS, meningkatnya daya beli masyarakat, dan kepastian arah kebijakan.

"Semua faktor tersebut akan menstimulasi meningkatnya investasi baik yang dilakukan penanam modal dalam negeri (PMDN) maupun penanam modal asing (PMA)," ujar Arief.

Dalam catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), hingga kuartal ketiga 2015 realisasi investasi di sektor properti yang mencakup perhotelan, perumahan, kawasan industri, real estate, dan kawasan komersial tercatat sebesar Rp 3,866 triliun.

Rinciannya, Rp 1,044 triliun investasi asing dari 613 proyek, dan Rp 2,822 triliun investasi dalam negeri dari 128 proyek. 

Jumlah ini, menurut Arief lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, dan pada periode yang sama tahun lalu. 

Penurunan investasi ini sangat dipengaruhi oleh fase konsolidasi ekonomi Indonesia yang ditandai dengan berkurangnya sentimen investasi dan menguatnya kecenderungan sikap menunggu (wait and see). 

"Tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sekitar 4,7 persen menyebabkan daya beli masyarakat (consumer spending power) juga turun. Plus realisasi APBN untuk pengembangan infrastuktur, dan tidak tercapainya penerimaan pajak," tutur Arief.

Kondisi bertambah parah ketika situasi global ekonomi juga sedang tidak menentu, khususnya di Amerika Serikat, Eropa, dan China sebagai tujuan ekspor Indonesia.

Indonesia, lanjut Arief, harus mengantisipasi gejolak kurs Rupiah terhadap dollar AS akhir tahun ini sehubungan sehubungan dengan rencana kenaikan suku bunga FED Fund Rate dan kemungkian devaluasi lanjutan dari China.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau