"Kita yakin bahwa dengan memberi edukasi dan belajar bagaimana mengantisipasi risiko apa yang terjadi ke depan, kita bisa mengajak investor melakukan investasi," ujar APAC Operation Director Claire Lisin, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Claire menjelaskan, investasi di AS sangat mungkin dilakukan oleh orang Indonesia. Saat ini, Mount Helix tengah mengembangkan bisnis di China, Hongkong, Filipina, Singapura, Malaysia, dan kemungkinan juga ke Australia.
Mount Helix mengklaim, sebagai pilihan yang tepat untuk diajak berinvestasi karena didukung perusahaan asuransi. Perusahaan asuransilah yang akan memeriksa kualitas properti yang dikelola Mount Helix.
Hingga saat ini, rumah-rumah yang disewakan dan dikelola Mount Helix berjumlah ribuan unit. Hampir seluruhnya sudah disewa.
Teliti
Dalam berbisnis properti di A, Claire mengungkapkan, banyak hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, di negara Paman Sam ini, banyak yang sudah tertipu dalam melakukan bisnis properti.
"Banyak kasus terjadi di Amerika, saat orang mengira sebuah rumah harganya murah, hanya 10.000 dollar AS. Tapi, setelah tutup transaksi, orang itu baru tahu kalau rumah itu masih berhutang ke bank 50.000 dollar AS," jelas Claire.
Di Amerika Serikat, tambah dia, hutang rumah tidak mengikuti pemiliknya, melainkan rumah itu sendiri. Dengan demikian, ketika rumah itu dijual, hutang akan berpindah ke pemilik baru.
Claire menilai, kasus ini hanya contoh kecil dari berbagai kejadian di AS. Menurut dia, masih banyak lagi kasus penipuan yang terjadi di bisnis properti di AS, hanya karena pembeli kurang memahami.