Sejauh ini lahan yang sudah bebas baru mencapai 129 kilometer. Karena itu Kementerian PUPR kini fokus untuk membebaskan 17 kilometer lahan sisanya. Sementara sebagian ruas jalan lainnya sudah mencapai tahap pengaspalan.
Pembangunan jalan darat perbatasan ini sudah dimulai sejak 2012 oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan. Ketika itu Pemkab Nunukan hanya mampu membangun hingga 42 kilometer dari total 146 kilometer.
Setelah itu, tepatnya pada 2013, proyek jalan darat Mansalong-Tou Lumbis diserahkan ke Kementerian PUPR hingga sekarang. Jalan darat Mansalong-Tou Lumbis merupakan salah satu infrastruktur paling dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.
Akses tersebut harus dilalui dengan melewati sungai. Meski begitu, akses udara melalui helikopter atau pesawat ATR juga bisa digunakan untuk mencapai lokasi pembangunan jalan yang berada di Kecamatan Lumbis Ogong tersebut. Namun, biaya yang mahal dan waktu yang lumayan lama menjadi kendala penduduk untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kompas.com bersama Menteri Basuki membutuhkan waktu satu jam lebih dari bandara terdekat di Long Bawan untuk bisa berada di lokasi tersebut. Satu-satunya moda transportasi yang bisa digunakan penduduk adalah kapal kayu kecil.
Sayangnya, waktu yang dibutuhkan untuk bisa menembus Tou Lumbis dari Mansalong dengan menggunakan kapal kayu juga relatif lama, yakni lebih dari empat jam. Oleh karena itu, jika tersambung, akses jalan darat nantinya akan mampu memudahkan mobilisasi masyarakat sekitar Mansalong hingga Tou Lumbis.