Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Sumpah Pemuda, 250 Anak Muda Bangun Rumah dan Jalan Desa

Kompas.com - 27/10/2015, 21:21 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak semua anak muda Indonesia apatis. Terbukti masih banyak anak muda yang peduli dengan keadaan sekitar. Mereka mengambil peran untuk berbuat yang bermanfaat dengan bergabung dalam Gerakan 28uild.id atau to build Indonesia

Mereka adalah 250 relawan muda yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Mereka tercatat masih menempuh pendidikan di Sekolah Bina Bangsa Kebon Jeruk, Beacon Academy Kelapa Gading, Bina Nusantara Simprug, Gandhi Memorial International School, Ichthus School, Ipeka, Kairos Gracia, Raffles Christian School, dan Cindera Hati Sentul. 

Anak-anak muda ini bekerja sama membangun rumah untuk 18 keluarga berpenghasilan rendah, serta memperbaiki jalan desa Kampung Muara, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Dengan tema "Aku Bangun Indonesia", gerakan yang diselenggarakan Habitat for Humanity Indonesia ini bertujuan untuk menyegarkan kembali semangat nasionalisme Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. 

28uild.id di Kabupaten Bogor, menurut Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia, James L Tumbuan, merupakan kegiatan kali kelima. Kali pertama, dilaksanakan pada April 2012, yang berlanjut pada 20 Oktober 2012, Oktober 2013 serta Oktober 2014.

Selain di Kabupaten Bogor, 28uild.id 2015 juga dilaksanakan di Kelurahan Tegalsari RW 07, Kota Surabaya bersama relawan muda dari sekolah-sekolah setempat. Di area urban tersebut para relawan muda akan memperbaiki rumah warga.

James menjelaskan, 28uild.id juga dirancang untuk memberi kesempatan kepada para relawan muda terjun dan terlibat langsung dalam aksi kepedulian pada generasi muda sebaya, namun berbeda dalam kehidupan, budaya, latar belakang dan kesehariannya.

"Kami mengharapkan, gerakan kepeduliaan yang dimotori oleh anak-anak muda untuk membangun lingkungan dan rumah layak huni ini dapat terus berlangsung. Pasalnya, masih banyak keluarga berpenghasilan rendah terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni dan tidak sehat," papar James dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, pekan lalu.

Penghasilan masyarakat sasaran yang hanya berkisar Rp 20.000 per hari, hanya cukup untuk hidup di rumah berlantai tanah, dinding lapuk dan rusak, tanpa fasilitas sanitasi memadai. Oleh karena itu, gerakan ini bertujuan menumbuhkan semangat kepeloporan generasi muda seperti generasi 1928 dulu yang peduli pada nasib dan masa depan bangsa.

“Rumah adalah awal segala kebaikan. Masa depan bangsa yang cerah dibentuk dari keluarga yang tinggal di rumah layak huni dan sehat,” tandas James.

Hingga saat ini, gerakan 28uild.id sudah membangun dan memperbaiki 144 rumah layak huni. Memang masih jauh dari angka kebutuhan yang mencapai jutaan unit rumah. Namun, setidaknya, momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama dan mewujudkan kepedulian dari generasi muda bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Duta Habitat for Humanity Indonesia Whulandary Herman, selaku pegiat mode dan inspirator anak muda Indonesia mengatakan kegembiraannya bisa menjadi bagian dari 28uild.id. Menurut dia, sudah selayaknya anak-anak muda ikut aktif dalam membangun Indonesia.

"Anak muda punya semangat, juga tenaga dan waktu yang bisa digunakan untuk melakukan sesuatu yang mulia seperti ini membangun rumah untuk kalangan tak mampu," ucap Whulandary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau