Direktur Eksekutif PSPI Panangian Simanungkalit menjelaskan, dari total 210.000 unit rumah terbangun 135.000 unit di antaranya merupakan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sebagian 75.000 unit lainnya merupakan rumah untuk kalangan non-MBR.
Dari sejumlah 135.000 unit, lanjut Panangian, sebanyak 50.000 unit dikontribusi oleh pengembang yang tergabung dalam asosiasi Real Estate Indonesia (REI). Sebagian lagi berasal dari pemerintah sebanyak 93.000 unit, Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) sejumlah 25.000 unit, pemerintah 30.000 unit, Pemerintah Daerah 10.000 unit, Perumnas 10.000 unit, ASPERI dan BPJS-T masing-masing 5.000 unit.
Sedangkan rumah non-MBR yang dibangun oleh REI sebanyak 25.000 unit dan masyarakat sekitar 50.000 unit.
Melesetnya target pembangunan Satu Juta Rumah, menurut Panangian harus diteliti dan dicek ulang langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan cara memanggil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk turun ke lapangan guna mengetahui kebutuhan rumah setiap daerah.
"Turun ke lapangan atau mengecek langsung perlu dilakukan Jokowi. Selain kebutuhan, dengan blusukan, akan diketahui kendala yang menghambat sekaligus dicarikan solusianya," ujar Panangian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.