Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, Properti yang Bakal Melesat di Sekitar Tol Kunciran-Serpong

Kompas.com - 27/10/2015, 14:27 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Optimisme PT Marga Trans Nusantara (MTN), pemegang konsesi proyek Tol Kunciran-Serpong, untuk melanjutkan pembangunan fisik jalan bebas hambatan ini melahirkan peluang-peluang bisnis properti.

CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono mengatakan, selama ada akses baru dari jalan tol selalu berdampak positif buat properti. Kawasan yang diuntungkan dari pengembangan Tol Kunciran-Serpong, adalah kawasan Serpong dan Bintaro.

"Tol Kunciran-Serpong yang merupakan bagian dari Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II dan diharapkan dapat mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di Tol Merak-Kebon Jeruk juga JORR 1. Ini adalah akses alternatif baru yang akan semakin mendorong terciptanya peluang di bisnis properti," tutur Hendra kepada Kompas.com, pekan lalu. 

Pada saat kondisi ekonomi baik, lanjut Hendra, biasanya kenaikan harga lahan dan properti bisa mencapai 10 persen hingga 15 persen. Bahkan, untuk saat ini, ketika kondisi ketidakpastian mendominasi, justru harganya akan semakin melesat karena bakal diburu investor dan calon pembeli dibandingkan daerah lainnya yang menawarkan produk yang sama.

Hal senada dikatakan Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto. Menurut dia, saat akses Tol Kunciran-Alam Sutera dibangun dan dioperasikan pada 2009 ke arah Alam Sutera terbukti mengatrol harga lahan dan properti di kawasan perumahan yang dikembangkan PT Alam Sutera Realty Tbk.

"Tanah komersial di Alam Sutera saat ini sudah berada pada level Rp 30 juta hingga Rp 35 juta per meter persegi. Sementara tanah perumahan sekitar Rp 25 juta per meter persegi. Sedangkan wilayah Kunciran yang masuk Summarecon Serpong sekitar Rp 15 juta per meter persegi," beber Ferry.

ARI PRASETYO/Kompas.com Kondisi infrastruktur jalan dan lingkungan di dalam kawasan perumahan Alam Sutera, Rabu (29/7/2015). Terlihat mulus, tertata, dan asri.
Pembangunan infrastruktur secara alami memang memicu kenaikan harga, namun setinggi apa kenaikan harga ini sangat bergantung pada faktor lainnya. Terutama faktor yang mendorong meningkatnya populasi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau