Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi: Jika Reklamasi Dilakukan, Lima Hal Mengancam Jakarta

Kompas.com - 30/09/2015, 11:11 WIB
Nathania Hapsari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mendapatkan izin reklamasi dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melalui PT Muara Wisesa Samudra akan memulai pembangunan proyek reklamasi Pluit City (Pluit G) akhir tahun 2015.

Namun, rencana APLN itu dikhawatirkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), justru akan merusak lingkungan. Bukan tanpa alasan, menurut Walhi, mereka telah menganalisis dampak-dampak yang akan terjadi akibat proyek reklamasi tersebut.

Karena itu, Deputi Direktur Walhi Jakarta, Zaenal Muttaqin, sangat menyayangkan turunnya izin reklamasi dan Amdal atas proyek tersebut. "Kita belajar dari reklamasi Pantai Indah Kapuk pada tahun 1990-an yang berakibat pada abrasi di sekitar pantai utara (pantura) Jakarta tepatnya di pantai Eretan," ungkap Zaenal kepada Kompas.com, Selasa (28/9/2015).

Nathania Hapsari Perwakilan warga Muara Angke turut hadir dalam jumpa pers proyek reklamasi Pluit City.
Zaenal memaparkan, terlepas dari sudah dimulai atau belum, proyek reklamasi akan menjadi ancaman bagi ekosistem Teluk Jakarta. Ancaman tersebut bisa dalam berbagai bentuk yakni sebagai berikut:

1. Saat Singapura melakukan reklamasi, beberapa pulau di sekitar Batam tenggelam. Tak tertutup kemungkinan masalah ini akan terulang bila reklamasi di Teluk Jakarta tetap dilaksanakan.

2. Tata air pada jarak 8 kilometer sampai 10 kilometer dari muara sungai di Jakarta akan rusak, akibat terpengaruh air laut yang naik ke daratan.

3. Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di pulau reklamasi, tentu pengembang harus mendapatkan pasokan air bersih. Bila mengandalkan pengolahan air laut, tentu proses tersebut membutuhkan daya listrik sangat besar.

Halaman Berikutnya
Halaman:



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau