KOMPAS.com - Royal Institute of British Architects (RIBA) menganugerahi Zaha Hadid, pendiri Zaha Hadid Architects, Royal Gold Medal for Architecture 2016. Hadid, arsitek yang lahir di Baghdad pada tahun 1950, menjadi wanita pertama pemenang RIBA Royal Gold Medal.
Dia akan menerima medali sebagai kehormatan tertinggi RIBA dan pengakuan seumur hidup atas kemajuan bidang arsitektur dalam upacara yang akan dilangsungkan Februari 2016.
"Hadid memiliki kekuatan yang tangguh dan berpengaruh dalam dunia arsitektur," kata Jane Duncan, Presiden RIBA dan ketua panitia seleksi.
Duncan mengatakan, pekerjaan Hadid sangat eksperimental, ketat dan perfeksionis. Karyanya dihormati dan diinginkan oleh perusahan dan orang-orang penting di seluruh dunia. Duncan mengaku senang memberikan penghargaan tersebut pada Hadid. Dia bahkan tidak bisa menunggu untuk melihat apa yang Hadid akan lakukan selanjutnya.
Pada tahun 1979, Hadid mendirikan perusahaan arsitektur sendiri yakni Zaha Hadid Architects. Dia dengan rekannya, Patrik Schumacher, telah memimpin latihan yang ditujukan untuk integrasi teknologi dan eksperimen dalam mengejar arsitektur terinspirasi bentuk geologis. Dalam waktu yang sama Hadid juga menempuh pendidikan keahlian di Harvard GSD, Yale University, dan University of Applied Arts di Wina.
Dimulai dengan membangun sebuah gedung stasiun pemadam kebakaran Vitra di Weil Am Rhein, Jerman, pada 1993, Hadid telah secara konsisten menghasilkan bangunan yang dinamis dengan spektrum tak biasa.
Sebelum mendapatkan Royal Gold Medal, Hadid telah memiliki koleksi penghargaan yang mencakup Pritzker Architecture Prize 2004, Praemium Imperiale 2012, dan dua penghargaan utama RIBA Stirling Prizes. Dalam pernyataannya, Hadid mengaku bangga atas penghargaan tersebut.
"Saya sangat bangga dengan Royal Medali Emas, khususnya, untuk menjadi wanita pertama yang menerima kehormatan ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Peter Cook, Louisa Hutton dan David Chipperfield untuk nominasi dan Jane Duncan dan Komite Kehormatan atas dukungan mereka," kata Hadid.
Dia melihat, saat ini wanita arsitek lebih mapan dibandingkan sebelumnya. Meski demikian, Hadid menilai tidak berarti menjadi wanita arsitek mudah karena terkadang ada tantangan yang besar.
"Saya selalu tertarik untuk berkolaborasi dengan mereka yang memiliki kebanggaan besar dan visi. Bagian dari pekerjaan arsitektur adalah untuk membuat orang merasa nyaman di ruang di mana kita hidup, pergi ke sekolah atau pergi ke tempat bekerja. Jadi, kami harus berkomitmen untuk meningkatkan standar," jelas Hadid.
Perumahan, sekolah dan bangunan umum penting lainnya, tambah dia, selalu berdasarkan pada konsep keberadaan minimal. Seharusnya hal ini tidak lagi terjadi. Arsitek sekarang memiliki keterampilan dan alat untuk mengatasi masalah-masalah penting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.