Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis atau Tidak, Pengembang Sejati akan Terus Berproduksi

Kompas.com - 09/09/2015, 20:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Hanya pengembang dengan konsentrasi bisnis inti propertilah yang bisa lewat (bertahan) dari krisis," ujar Presiden Direktur dan CEO PT Intiland Development Tbk, Hendro Santoso Gondokusumo.

Dalam perbincangannya dengan Kompas.com, sebelum prosesi tutup atap 1Park Avenue, di Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (9/9/2015), Hendro mengatakan krisis atau tidak, pengembang sejati akan terus berproduksi. 

"Kita harus tetap kerja, membangun properti. Properti harus tetap jalan. Menurut saya, kondisi seperti ini tidak perlu ditakutkan, hanya temporer. Konsentrasi menyelesaikan proyek saja," tutur Hendro.

Secara umum, kata dia, daya beli memang menurun akibat perlambatan ekonomi. Namun, bukan berarti masyarakat tidak punya uang, melainkan menunggu saat, dan ada produk yang tepat. Jadi, kalau ada produk yang bagus, lokasi strategis, dan sesuai dengan ekspektasi, masyarakat pasti beli.

Termasuk produk untuk kalangan masyarakat kelas atas. Intiland, tambah Hendro, akan mengebut pengerjaan proyek yang sedang berjalan, seperti 1Park Avenue, Graha Golf di kawasan Graha Famili Surabaya, Aeropolis Cengkareng, South Quarter Simatupang, dan Regatta The Icon, di Pantai Mutiara, Jakarta Utara.

"Selain itu, kita juga sedang memastikan kelanjutan pengembangan Ngoro Industrial Park, Jawa Timur. Karena pasar industri bagus, paling bagus di dunia. Kita punya sumber daya manusia (populasi banyak), dan kita export country, nilai tukar mata uang kita memang tidak kuat, tapi bagus buat ekspor," papar Hendro.


www.shutterstock.com Ilustrasi.
Naik 50 persen

Sementara itu, Direktur Utama PT Total Bangun Persada Tbk, Yanti Komajaya mengungkapkan, ongkos konstruksi untuk saat ini semakin meningkat terkait menguatnya mata uang Dollar AS terhadap Rupiah.

"Kenaikannya bisa sampai 20 persen hingga 30 persen. Terutama karena banyak komponen proyek-proyek properti komersial seperti apartemen mewah, dan perkantoran yang masih diimpor. Penyuplainya yang menaikkan harga, jadi kami mengikuti," ujar Yanti.

Dia menambahkan, jika dihitung sejak 2012 hingga 2015 atau tiga tahun terakhir, lonjakan ongkos konstruksi sebesar 50 persen.

Namun begitu, kata Yanti, belum ada kontrak kerja yang dibatalkan. Sejauh ini proyek yang sudah ditandatangani (contract signing) berjalan sesuai jadwal alias tidak ada penundaan ataupun pembatalan.

"Hingga semester pertama 2015, Total mengantongi kontrak senilai Rp 2,2 triliun," tandas Yanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com