Hari menjelaskan, situasi abnormal tersebut adalah perlambatan ekonomi. Hal ini berdampak pada masyarakat yang menahan diri untuk membeli rumah. Meski begitu, tambah dia, REI tetap mengejar target pembangunan yang sudah ditetapkan.
Kini, REI tengah mencari strategi dan rencana kerja yang tepat agar target terpenuhi. REI juga terus memonitor sejauh mana pembangunan di lapangan dan mengadakan evaluasi setiap dua bulan sekali.
Hari menambahkan, pembangunannya llebih banyak dilakukan di daerah penyangga Jakarta. Pasalnya, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia dan menjadi magnet penduduk luar kota. Provinsi penyangga tersebut antara lain Jawa Barat dan Banten. Secara spesifik, daerah yang paling banyak membangun rumah adalah Bekasi, Purwakarta, Subang.
"Sekitar situ (Jabar dan Banten), penduduknya paling banyak. Industri paling besar saja ada di Jawa Barat," jelas Hari.
Dia melanjutkan, setiap industri pasti akan membutuhkan pekerja yang pada gilirannya membutuhkan hunian. Jika dirinci, Program Nasional Sejuta Rumah terdiri dari 603.516 rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang akan dibangun tahun 2015 ini. Sedangkan untuk rumah non-MBR akan disediakan sebanyak 396.484 unit.
Pembangunannya dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama akan dibangun sebanyak 331.693 rumah bagi MBR. Tahap kedua berjumlah 98.020 unit bagi MBR. Sedangkan tahap ketiga adalah 173.080 unit.