JAKARTA, KOMPAS.com - Selain Tol Medan-Kuala Namu, pembangunan ruas jalan Tol Medan-Binjai pun terus digenjot. PT Hutama Karya (persero) selaku kontraktor pelaksana sudah melakukan pekerjaan fisik berupa pembukaan lahan (land clearing) yang mencapai progres 80 persen.
"Bahkan, di segmen simpang susun (interchange) Binjai, dan Semayang, lahannya sudah dipancang," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hediyanto W Husaini saat meninjau lokasi, pada Selasa (11/8/2015).
Tol Medan-Binjai dirancang sepanjang 19 kilometer, terdiri dari 3 Seksi. Seksi I Tanjung Mulia-Helvetia sepanjang 6,27 kilometer, Seksi II Helvetia-Semayang sepanjang 6,175 kilometer, dan Seksi III Semayang-Binjai sepanjang 4,275 kilometer.
Mengutip data PT Hutama Karya, Hediyanto menungkapkan, progres pembebasan terakhir di ketiga Seksi tersebut adalah Seksi I mencapai 56 persen, Seksi II mencapai 85 persen, dan Seksi III mencapai 78 persen.
Pada seksi 1, lahan belum bebas dimiliki oleh TNI AL BARACUDA seluas 41.974 meter persegi yang berada di kota Medan. Seksi 2 lahan yang belum bebas tersebar di beberapa lokasi yakni, seluas 45.865 meter persegi di desa Helvetia, 18.273 meter persegi di desa tanjung Gusta, dan 18.523 meter persegi di Dusun II A Titi Merah.
Sementara di Seksi 3 terdapat lahan belum bebas di kebun Sei Semayang 3 dan 4 seluas 935 meter persegi, dan 1.673 meter persegi, Desa Mulyono Kecamatan Sunggal seluas 59.431 meter persegi, Desa Kelambir seluas 32.958 meter persegi, Desa Paya Bakung seluas 145.300 meter persegi, Kebun Sei Semayang (1) seluas 68.205 meter persegi, dan Kebun Tandam seluas 1.633 meter persegi.
Hediyanto menjelaskan, pembangunan Tol Medan-Binjai belum terganggu masalah pembebasan lahan. Kendati demikian, pembebasan lahan akan terus dilakukan agar nanti tidak mengganggu pekerjaan.
“Kita akan lelang 500 bidang lahan yang bebas sambil berjalan dan dalam dua bulan ini selesai. Hanya dua paket kecil senilai Rp 50 juta yang kita tunjuk langsung. Memang terkesan kita pecah-pecah namun itu demi cepatnya proses pembebasan,” tutur Hediyanto.
Jika berjalan lancar, diharapkan tahun 2015 ini pembebasan lahan Tol Medan-Binjai bisa diselesaikan sehingga bulan Juni tahun depan konstruksi rampung.
Tanah lunak
Selain isu pembebasan tanah, di beberapa lokasi pembangunan ditemukan kondisi tanah lunak. Hal ini bisa menyebabkan paket kritis dan dibutuhkan penanganan khusus. Kondisi tanah lunak juga ditemukan di lokasi pembangunan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
Hediyanto mengimbau Balai I Medan untuk memberi dukungan penuh baik dana, peralatan, sarana dan prasarana. Agar upaya pembebasan lahan lancar, Balai disarankan melakukan pendekatan pada Kepala Kanwil BPN Medan.
"Libatkan juga peran pengadilan ketika memutuskan ketidakcocokan harga di masyarakat berdasarkan UU No 2 Tahun 2012 tentang lahan," tandas Hediyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.