Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Turun, Rumah di London Semakin Tidak Terjangkau

Kompas.com - 19/05/2015, 06:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Harga properti London, Inggris, terus meroket. Lonjakannya bisa mencapai 12,1 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Perusahaan properti British Land, menyebutkan, untuk segmen perkantoran dan redisensial nilainya melompat 18,8 persen.

Hal ini membuktikan kekuatan pasar properti di London, sangat kuat. Salah satu bangunan milik British Land "Cheesegrater" mendongkrak rekor tahun lalu dengan harga per kaki perseginya adalah 142 dollar AS (Rp 1,84 juta). Meski mahal, unit-unit yang sudah terserap sekitar 84 persen.

Harga unit apartemen juga terus menanjak. Untuk 22 unit apartemen pada bangunan Clarges di Mayfair, British Land mencetak penjualan sebesar 409 juta dollar AS (Rp 5,317 triliun). Artinya, harga tiap unitnya mencapai 18,95 juta dollar AS (Rp 246,3 miliar).

Pembangunan Clarges juga telah memecahkan rekor penjualan di Mayfair yang berada pada harga rerata 7.500 dollar AS (Rp 97,5 juta) per meter persegi. British Land sendiri, lebih menyasar investor asing dan orang kaya.

Perusahaan ini berpendapat, Inggris masih merupakan pilihan utama untuk investasi properti. London masih menjadi penerima manfaat (yield) terbesar dibandingkan kota lainnya di Inggris. Sementara itu, perusahaan ini tengah merencanakan pembangunan di Shoreditch dan Surrey Quays.

Rumah tidak terjangkau

Drastisnya harga perumahan di London, secara tidak langsung menjadikan rumah-rumah tersebut tidak terjangkau oleh masyarakat. Menurut laporan terbaru, kapasitas konsumen untuk membeli rumah London turun 73 persen pada tahun lalu.

Penurunan keterjangkauan ini juga disebabkan oleh naiknya biaya perawatan anak sebesar 9 persen dan menurunnya pendapatan rata-rata sebesar 1,6 persen. Secara nasional, kemampuan pembeli tergelincir sebesar tiga persen pada 2014.

"Meskipun suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) rendah, harga pangan dan minyak turun, serta upah naik, kemampuan membeli lebih buruk saat ini dibandingkan tahun lalu. Sebagian besar disebabkan harga rumah lebih tinggi daripada pendapatan," kata Direktur Peneliti Perumahan Hamptons International Fionnuala Early.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com