KOMPAS.com - Salah satu distrik bisnis dan keuangan terkemuka di London, Canary Wharf, akhirnya jatuh ke tangan Qatar. Melalui sayap bisnis dan investasi Qatar Investment Authority (QIA), Canary Wharf diakuisisi dengan nilai 2,6 miliar poundsterling atau ekuivalen Rp 50 triliun.
Tawaran QIA ini sebelumnya ditolak Songbird sebagai pemegang 69 persen saham mayoritas Canary Wharf Group. Mereka menilai tawaran tersebut terlalu rendah dan tidak sesuai dengan nilai dan prospek bisnis Canary Wharf.
Meski begitu QIA tak menyerah. Mereka yang sebelumnya sudah memiliki 29 persen saham Songbird, membujuk tiga pemilik saham Canary Wharf Group lainnya yakni Simon Glick, China Investment Corp dan Morgan Stanley, untuk menerima tawaran tersebut.
Canary Wharf dibangun pada 25 tahun yang lalu sebagai distrik keuangan baru di London. Luas bangunan perkantoran dan pusat-pusat belanjanya mencapai total 1,3 juta meter persegi. Dari total luas bangunan tersebut, 730.000 meter persegi di antaranya dimiliki Canary Wharf Group.
Canary Wharf juga merupakan rumah bagi beberapa bank terbesar di dunia, termasuk HSBC, Credit Suisse, dan perusahaan-perusahaan multinasional lainnya macam JP Morgan, Barclays, Morgan Stanley, Citigroup, dan RBC.
Dengan menguasai Canary Wharf, QIA menggenapi kepemilikan atas aset-aset penting lainnya di ibu kota Inggris tersebut. Antara lain, Harrods, Chelsea Barracks, dan The Shard. Nama terakhir merupakan pencakar langit ikonik dan tertinggi di Eropa.