Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya 'Happy' Selama Bekerja di Perusahaan Ini"

Kompas.com - 12/05/2015, 19:55 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak kenal dengan perusahaan pengembang besar PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)? Perusahaan ini merupakan raja apartemen dengan 50 portofolio properti, yang tersebar di Jakarta, Bandung, Bali, Balikpapan, Batam, Makassar, dan Medan.

Emiten dengan nilai kapitalisasi Rp 8 triliun per Selasa (12/5/2015) ini juga dikenal sebagai pelopor pengembangan properti gaya hidup back to the city. Sebuah gaya hidup yang memungkinkan masyarakat untuk bekerja, tinggal, dan mengaktualisasi diri.

Selain membidani kelahiran konsep back to the city, pengembang ini juga meluluskan sejumlah alumna yang keputusan dan pernyataannya memengaruhi konstelasi pasar properti Indonesia.

Satu di antaranya adalah Indra Wijaya. Menurut Indra, selama bergabung dengan APLN, dirinya mendapat banyak pengalaman dan belajar. Termasuk menyeimbangkan diri dengan kecepatan pemikiran Trihatma Kusuma Haliman, CEO sekaligus pimpinan imperium bisnis APLN dan Agung Podomoro Group.

"Saya happy selama bekerja di sana. APLN sebagai perusahaan terbuka selama ini sudah memenuhi dan komit terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku," kata Indra menjawab pertanyaan Kompas.com tentang kesan selama berkarir di APLN, Selasa (12/5/2015).


Terkait fenomena banyaknya posisi kunci di perusahaan properti raksasa Tiongkok, dan beberapa negara lainnya yang mengundurkan diri, Indra mengatakan tentunya setiap orang mempunyai alasan yang berbeda-beda.

Namun berhubungan dengan penurunan ekonomi saat ini, Indra memperkirakan salah satu penyebabnya karena sebagai posisi kunci, mereka mendapat tekanan (pressure) akibat penurunan ekonomi yang memengaruhi hasil kinerja perusahaan. Sehingga janji forecast tidak dapat dipenuhi.


Dia menambahkan, janji yang tidak ditepati itu konteksnya adalah kinerja secara profesional dalam memenuhi rencana-rencana strategis perseroan. Karena berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi, daya beli pasar, dan juga regulasi yang memengaruhi tertunaikannya target atau tidak.
 
"Sebagai seorang profesional, harus senantiasa membuat terobosan, inovasi, dan juga kreatif serta membutuhkan tantangan baru," tambah Indra.

Karena itulah alasan utama Indra memutuskan untuk mengundurkan diri dari APLN pada Desember 2014, meneruskan bisnis yang telah lama ditinggalkannya, yakni bisnis sepatu dan pertambangan.


Sehingga per 31 Januari 2015, susunan direksi APLN menjadi Direktur Utama dijabat Trihatma Kusuma Haliman, Wakil Direktur Utama ditempati Ariesman Widjaja, dan lima direktur lainnya masing-masing Cesar M Dela Crus, Noer Indrajaja, Bambang Setiobudi Madjan, Miarni Ang, dan Paul Christian Ariyanto.

Bisnis keluarga

Indra mengisahkan, sebelum bergabung dengan APLN pada 2010, punya bisnis sendiri. Bersama keluarga, Indra meretas bisnis sepatu di Bandung, Jawa Barat. Bisnis sepatu dengan pabrik dan workshop di kota yang sama itu selama ini dikelola oleh keponakannya.

"Saya kembali ke Bandung untuk membantu membesarkan bisnis ini, dan beberapa bisnis lainnya di sektor pertambangan yang berada di Nusa Tenggara Timur yang saat ini dikelola keluarga," imbuh Indra.

Terkait keahliannya di sektor properti, Indra mengatakan, untuk saat ini memang bukan momentum yang tepat melansir produk baru, mengingat ekonomi sedang lesu.

Meski demikian, kecintaannya pada sektor properti masih ada dan yakin sektor ini mempunyai peluang yang bagus di Indonesia seiring government spending di sektor infrastruktur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com