Dana sebesar itu, di luar anggaran Rp 381,5 miliar akuisisi lahan seluas 3 hektar pada Januari 2014, akan dimanfaatkan untuk merealisasikan konstruksi apartemen sebanyak 2.855 unit dalam bangunan dua menara.
"Sekarang boleh lesu, tapi dalam tiga hingga lima tahun ke depan, pasar akan bangkit lagi. Karena sektor properti Indonesia didorong kuat oleh domestic market (kebutuhan domestik) yang kebutuhannya belum terakomodasi secara maksimal," tutur Moon Thong kepada Kompas.com, Selasa (5/5/2015).
Lebih dari itu, lanjut Moon Thong, Indonesia juga punya populasi terbesar keempat di dunia dengan kelas menengah berdaya beli tinggi yang terus tumbuh. Jika dibandingkan dengan negara lain macam Vietnam, Filipina, Tiongkok, dan India, Indonesia masuk jajaran utama sebagai wilayah pengembangan investasi.
West Vista, sebagaimana produk Keppel Land lainnya di banyak negara, dirancang dengan pendekatan inovatif, kualitas tinggi, dan berkelanjutan. Menara kembar setinggi 45 lantai ini ditawarkan dalam tiga varian tipe yakni studio seluas 30-35 meter persegi, satu kamar tidur ukuran 40-45 meter persegi, dan dua kamar190 tidur berdimensi 59-65 meter persegi.
Harga penawaran perdana mulai dari Rp 24 juta per meter persegi di luar PPN. Jika dikalkulasi, untuk mendapatkan unit terkecil, dana yang harus dikeluarkan dari kocek senilai Rp 720 juta. Menilik dari besaran harga ini, Keppel Land memang menyasar kelas menengah atas.
"Segmen pasar ini yang paling paling potensial. Jumlahnya banyak, daya beli tinggi, ceruknya besar," imbuh Moon Thong.
Keppel Land merencanakan peluncurkan West Vista pada akhir kuartal kedua. Saat ini, mereka baru melakukan tes pasar dengan menebar nomor urut pemesanan (NUP) sebanyak 400 unit. Sebanyak 190 NUP di antaranya sudah dipesan calon konsumen yang berani membayar commitment fee sebesar Rp 5 juta.
Selain apartemen, di dalam kompleks pengembangan West Vista ini juga akan dikembangkan 43 unit pertokoan untuk kebutuhan ritel, bisnis, dan kemudahan penghuni. "Kami menargetkan serah terima kunci pada akhir 2018 mendatang," tandas Moon Thong.
Tak hanya West Vista, pengembang dengan nilai aset 14,5 miliar dollar AS atau setara Rp 190 triliun ini juga tengah menyelesaikan perkantoran di central business district (CBD) Sudirman, Jakarta, yakni International Financial Tower (IFC) 2.
"Kami akan merampungkan proyek ini pada Juni 2015, dan mulai mengoperasikannya pada awal 2016. Ada pun penyewa utama perkantoran ini merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di sektor perbankan, dan juga jasa keuangan," tutup Moon Thong.