Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Domestik Anjlok, Singapura "Menggila" di Pasar Properti Dunia

Kompas.com - 07/12/2014, 22:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber SCMP
SINGAPURA, KOMPAS.com - Anjloknya penjualan properti Singapura, memaksa para pengembang negeri singa itu berpaling ke mancanegara. Beberapa raksasa properti, termasuk City Development dan Keppel Land menambah investasi di luar negeri dalam sembilan bulan pertama 2014.

Real Capital Analytics (RCA) melansir, pengembang-pengembang itu menggenjot investasi hingga mencapai 2,32 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 28,7 triliun per September, meroket tiga kali lipat dari periode yang sama tahun lalu.

Pengembang-pengembang ini mencari pasar potensial di luar negeri seiring jatuhnya harga properti selama empat kuartal bertutur-turut, periode penurunan terpanjang sejak 2009. Jatuhnya harga properti di Singapura ini merupakan ekses langkah pendinginan pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan harga properti.

"Banyak negara-negara Asia seperti Singapura kemudian mencari peluang di luar negeri seiring kebijakan pengetatan di negaranya. Mereka menjelajah pasar barat dan juga kaasan Asia Pasifik lainnya hingga mendapatkan kembali kekuatan dan pemulihan pasar domestik," ujar Direktur Pasar Modal dan Investasi Colliers International, Terence Tong.

City Development, pengembang terbesar kedua Singapura, per September telah menginvestasikan dana pada sebidang lahan di Tokyo, Jepang, senilai 356 juta dollar Singapura atau Rp 3,3 triliun.

Sementara Keppel Land, pengembang terbesar ketiga Singapura, mencatat sejarah baru dengan membenamkan dana senilai 70 juta dollar AS (Rp 655 miliar) untuk membangun apartemen di New York. Ini merupakan investasi perdana mereka di Amerika Serikat.

Meningkatnya investasi asing yang dilakukan para pengembang tersebut telah menempatkan Singapura ke tempat teratas negara-negara Asia yang membenamkan dananya di luar negeri sepanjang 2014.

Secara total, entitas Singapura berkontribusi 9,8 miliar dollar AS (Rp 121,3 triliun) terhadap investasi properti komersial dunia. Posisi Singapura menyalip Tiongkok dengan 8,4 miliar dollar AS (Rp 104 triliun), dan Hongkong senilai 7,3 miliar dollar AS (Rp 90,4 triliun).

Margin tipis

Selain menjajal peluang, motivasi mereka ke luar negeri juga karena terdorong tipisnya margin keuntungan yang diperoleh di dalam negeri. Keuntungan tergerus oleh anjloknya nilai properti hingga 4 persen.

"Di Singapura, pasar perumahan hampir mati. Langkah-langkah pendinginan pemerintah telah membuat situasi sangat sulit untuk melakukan pengembangan properti perumahan," kata Direktur Eksekutif Hoo Bee Land, Desmond Woon.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com