Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Tahun Ini, Sertifikat Tanah Massal Diberikan kepada Setiap Desa

Kompas.com - 18/04/2015, 06:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Operasi Nasional Agraria atau Prona merupakan bentuk legalisasi aset oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981, penyelenggaraan Prona adalah untuk menerbitkan sertifikat tanah secara massal.

Tujuannya, untuk menyelesaikan secara tuntas sengketa tanah yang bersifat strategis dan memberikan pelayanan pendaftaran pertama kali atas lahan secara mudah, cepat, dan murah. Berbeda dari tahun sebelumnya, untuk tahun ini, Prona menggunakan pendekatan segmentasi.

Menteri ATR/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan mengatakan, pemberian sertifikat kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa membantu mereka mendapatkan pinjaman dari bank. 

"Ada masyarakat berpenghasilan rendah dengan profesi-profesi yang menjadi objek Prona misalnya buruh, pegawai negeri, guru, petani, atau pengusaha UKM (Usaha Kecil dan Menengah)," ujar Ferry kepada Kompas.com saat ditemui di Kementerian ATR/BPN, Jakarta Selatan, Jumat (17/4/2015).

Ferry menjelaskan, pelaksanaan Prona setiap tahun biasanya mengarah pada satu segmentasi tertentu dalam satu kampung. Misalnya segmentasi Prona tahun ini nelayan, maka di satu desa tertentu, petani tidak mengikuti Prona meskipun dari sisi MBR petani juga berhak. Hal ini, kata Ferry, bisa menimbulkan kecemburuan sosial dalam satu desa. Implikasi ini harus diatasi.

"Saya mulai ubah, tahun 2015 kita mendekatkan secara teritorial, satu desa berjalan secara penuh supaya semua selesai. Jadi mudah juga," jelas Ferry.

Cara tersebut lebih efektif karena pemerintah tidak berulang-ulang masuk dalam satu desa, untuk menyelenggarakan Prona per segmentasi. Dengan melaksanakan Prona secara merata dalam satu desa, maka penyelesaian sertifikasi jadi lebih cepat.

Namun begitu, tetap ada perlakuan khas atau spesifik yang mengacu pada segmentasi tertentu dalam satu wilayah. Contohnya, di Indramayu, Jawa Barat, Prona akan fokus ke nelayan karena sebagian besar MBR berprofesi itu. Sementara di Blora, Jawa Tengah, karena 67 persen MBR diisi oleh petani, maka dari alokasi Prona yang masuk akan diberikan kepada petani.

"Itu bisa dari arahan kebijakan menteri. Kita bisa melihat efektivitasnya seperti apa," ucap Ferry.

Untuk melaksanakan upaya tersebut, Kementerian ATR/BPN akan mengajukan dana tambahan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. Terkait hal tersebut, Ferry mengaku telah menyampaikannya pada Rapat Kerja dengan Komisi II DPR.

Menurut dia, Komisi II DPR pun telah merespon positif. Namun, hingga saat ini belum dapat dipastikan jumlah penambahan anggaran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Mojokerto: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Mojokerto: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Diklaim Makin Progresif, Ini Perkembangan Proyek Tol Padang-Sicincin

Diklaim Makin Progresif, Ini Perkembangan Proyek Tol Padang-Sicincin

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Berita
[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com