JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dituntut untuk mengambil alih, dan mengelola sumber daya air bersih layak minum secara profesional oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM). Hal ini penting dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan akses air bersih yang mudah dan terjangkau.
Direktur Wahid Institute, Yenny Wahid menjelaskan persoalan air ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat, karena air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
"Air ini dampaknya luar biasa bagi masyarakat. Air berpengaruh terhadap aspek konsumsi, sanitasi, kesehatan, keuangan, dan banyak lagi. Namun masalahnya masih ada 30 persen masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses air. Secara langsung hal ini menghilangkan hak-hak mereka," ujar Yenny saat Diskusi dan Peluncuran Buku 'Tata Kelola Air di Paris: Kisah Sukses Pengelolaan Air oleh Pemerintah Kota' di Kompas Gramedia Palmerah, Palmerah Barat, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Hilangnya hak-hak masyarakat tersebut, lanjut Yenny, merupakan persoalan nasional yang memerlukan tindak lanjut cepat. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan pengambilan otoritas pengelolaan air swasta oleh PDAM atau pemerintah.
"Pemerintah harus mampu, dan percaya diri untuk mengambil alih pengelolaan air dari swasta. Bisa diperkirakan kalau diambil alih pemerintah, PDAM masih bisa menghemat Rp 7 miliar," tambah Yenny.
Meski begitu, pemerintah harus bisa membenahi persoalan pengelolaan yang selama ini menghantui PDAM. Selain itu, perlu adanya transparasi agar pengelolaan air oleh PDAM semakin profesional.
"Masalah di Indonesia itu berada pada pengelolaannya, pada manajemen dan distribusinya. Itu harus dibenahi dengan adanya transparasi yang akuntabel. Sistem transparasi ini juga hanya bisa tercipta bila dikembalikan ke pemerintah," tandas Yenny.
Dengan begitu, paradigma negatif bahwa pengelolaan
air minum oleh pemerintah hanya menimbulkan kerugian tidak akan terjadi. Hal ini terbukti dari Kota Paris, Perancis yang juga mengelola air secara transparan, akuntabel, dan profesional tanpa bantuan perusahaan swasta justru bisa mendapatkan untung besar.
"Paris dapat menghemat sebesar 35 juta euro dengan pengelolaan yang baik. Dana itu pun digunakan kembali untuk melakukan pengembangan infrastruktur," tukas Yenny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.