Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mebel Kayu Bekas Diminati Konsumen Asing

Kompas.com - 16/03/2015, 17:02 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kala persediaan kayu baru menipis, kayu bekas tak terpakai justru menjadi solusi. Di tangan orang-orang terampil, dan kreatif, limbah kayu ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel berkualitas tinggi.

Adalah sejoli pemilik CV Nuansa Kayu Bekas, Bima Satria Dewa dan Rani Permata Sari yang merintis usaha mebel kayu bekas sejak 2009. Keduanya menemukan ide pembuatan mebel dari kayu bekas karena melihat bahan tersebut melimpah dan berserakan di sekitar Wonorejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

“Awalnya karena melihat banyak kayu bekas di lingkungan sekitar. Sayang sekali apabila kayu bekas tersebut dibuang menjadi limbah. Pak Bima Satria Dewa dan Ibu Rani Permata Sari kemudian menemukan ide untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bernilai daripada dibuang,” ujar Marketing CV Nuansa Kayu Bekas, Suwartini saat diwawancarai Kompas.com saat pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2015, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (14/3/2015).

Tak disangka, ternyata produk berbahan dasar kayu bekas ini justru lebih diminati oleh pembeli mancanegara dibandingkan furnitur kayu baru. Kesadaran terhadap krisis lingkungan yang sudah demikian tinggi membuat mereka lebih mengapresiasi mebel berkonsep ecogreen.

“Ternyata peminat mebel dari kayu bekas ini cukup banyak. Negara-negara, khususnya di Eropa sedang mengalami krisis lingkungan sehingga mulai menerapkan konsep ecogreen. Perkenalan kami pada tahun 2009 memang belum begitu kelihatan. Tapi pada pertengahan 2010 hingga 2015 ini, pembeli mulai banyak karena melihat barangnya bagus dan ramah lingkungan,” lanjut Suwartini.

Suwartini menjelaskan, kebanyakan pembeli produknya berasal dari negara-negara Eropa, seperti Jerman, Denmark, Spanyol, dan Italia. Namun pembeli mancanegara lainnya, seperti Jepang, Korea, dan Australia pun tak ketinggalan melirik mebel tersebut.

“Pembeli didominasi dari Eropa, yaitu Jerman sebanyak 60 persen, Denmark 20 persen, Spanyol, dan Italia. Tapi negara lain, seperti Jepang, Korea, dan Australia juga ada. Adapun total transaksi kami pada tahun 2014 mencapai 1,5 juta dollas AS,” tambah Suwartini.

Suwartini juga menuturkan, produk CV Nuansa Kayu Bekas yang dipasarkan berfokus pada indoor accent furniture. Meski begitu, berbagai aksesoris lainnya yang mempercantik rumah juga dibuat.

“Produk kami berfokus pada indoor accent furniture. Tapi ada juga aksesoris dari limbah kayu bekas. Walaupun limbahnya sedikit, kami usahakan mendapatkan nilai jual. Kami juga melakukan inovasi dengan menggabungkan drum dan kaleng cat dengan kayu bekas sehingga dapat menarik konsumen sekaligus memanfaatkan limbah,” tandas Suwartini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com