Ada pun total KPR bersubsidi yang sudah disalurkan bank pelat merah ini sejak 1976 adalah Rp 60 triliun dan telah dimanfaatkan oleh lebih dari 2,6 juta masyarakat Indonesia.
Khusus untuk program Fasilitas Likuiditas Pembayaran Perumahan (FLPP) dalam kurun 2010-2014, rumah yang telah dibangun lebih dari 368.000 unit dengan total kredit mencapai lebih dari Rp 25 triliun.
"Dalam menghadapi periode mendatang, BTN memberlakukan beberapa hal untuk mengantisipasi persaingan. BTN akan melakukan transformasi atau perubahan," kata Maryono.
Maryono menyebutkan, terdapat tiga fokus utama perubahan. Pertama, adalah terkait bisnis. Menurut dia, BTN akan terus berupaya meningkatkan fungsinya sebagai bank penghubung yaitu, membiayai sisi supply (pasokan) dan demand (permintaan).
Dari sisi pasokan, BTN menyalurkan bantuan kredit konstruksi. Sementara dari sisi permintaan, BTN memberikan bantuan kredit kepada nasabah yang akan menyicil rumah. Perubahan kedua, adalah mengenai infrastruktur. Dalam hal ini, kata Maryono, BTN berupaya memperbesar kapasitas jaringan elektronik.
"Misalnya, electronic loan (proses pinjaman melalui internet) atau informasi yang berbasis teknologi," jelas Maryono.
Menurut dia, hal ini perlu dilakukan karena melalui internet, proses pinjaman menjadi lebih cepat.
Perubahan ketiga adalah budaya. Maryono menjelaskan, demi mempertahankan eksistensinya, sumber daya manusia atau para pegawai juga perlu perlu diselaraskan dengan pengembangan budaya dan filosofi perusahaan yang lebih baik.