Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Baru Turki, Kemegahan Kontroversial Senilai Rp 4,2 Triliun

Kompas.com - 31/10/2014, 15:49 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pekan ini resmi membuka istana kepresidenan yang terletak di pinggir ibu kota Turki, Ankara. Bangunan megah dan mencolok itu memiliki seribu ruangan dan menghabiskan dana 350 juta dollar atau setara Rp 4,2 triliun untuk pembangunannya.

Tak heran, tentu saja. Dengan luas lahan mencapai 2.150.000 kaki meter atau 655.320 meter persegi, keberadaan istana ini menuai kritik dari banyak pihak. Luas lantai istana tersebut bahkan hampir 50 kali lebih besar daripada Gedung Putih.

Pada pembukaan resminya yang bertepatan dengan Hari Republik Turki, Rabu (29/10/2014), politisi oposisi menyatakan bahwa mereka tidak terima ada kompleks raksasa yang didirikan di daerah tersebut. Menurut mereka, daerah kawasan itu seharusnya menjadi lahan hutan lindung. Kompleks tersebut juga dianggap menurunkan jumlah pohon secara signifikan.

Protes massa pada tahun sebelumnya terhadap pemerintahan Erdogan diawali atas adanya rencana negara yang akan membangun pembangunan gedung komersial di sebuah taman kecil di Istanbul.

www.washingtonpost.com Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pekan ini resmi membuka istana kepresidenan yang terletak di pinggir ibu kota Turki, Ankara.

Kaya simbol

Struktur baru istana tersebut menandakan adanya pergeseran istana dari Canakya ke pusat kota Ankara yang selama ini menjadi kediaman Presiden Turki sejak Mustafa Kemal Atartuk mengembalikan Turki menjadi republik. Banyak perdebatan mencuat menyatakan, bahwa selain Ataturk tak ada pemimpin Turki yang mendominasi politik Turki. Erdogan melihat istana baru tersebut sebagai kemunculan Turki yang baru di bawah pengawasannya.

"Turki yang baru harus menyatakan diri dengan memperlihatkan satu hal yang baru. Kantor kepresidenan telah dirancang dengan cara istimewa, kita telah melihatnya secara khusus," kata Erdogan.

Arsitektur istana tersebut memiliki perpaduan antara modernisme dan warisan tradisional Turki Ottoman.

"Kita perlu menyampaikan pesan bahwa Ankara adalah ibukota Seljuk. Kami menaruh perhatian besar untuk itu. Kami memperhatikan tema Ottoman di pedalaman, juga menambahkan elemen yang mencerminkan dunia modern. Kami membangun istana ini sebagai bangunan yang pintar seperti persyaratan untuk menjadi negara besar," ujarnya.

Seljuk adalah suku Turki yang muncul pada dinasti politik Anatolia pada awal abad 11. Mereka dianggap sebagai nenek moyang Ottoman. Merekalah membangun salah satu kerajaan terkuat di Eropa dan Timur Tengah. Kerajaan itu kemudian jatuh pada akhir Perang Dunia I.

Turki muncul dari sisa-sisa keruntuhan itu. Di bawah kepemimpinan Ataturk, Turki melewati jalan sangat berbeda. Negara itu menjadi negara nasionalis yang mendukung pemerintahan Barat, dan menolak unsur-unsur Islam, yang sebelumnya merupakan warisan Ottoman.

Erdogan pun tidak setuju atas perubahan tersebut. Menurut dia, warisan Ottoman perlu dilestarikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau